Viral Sopir Taksi Terserang Angin Duduk, Bagaimana Penjelasan Medisnya?

Viral Sopir Taksi Terserang Angin Duduk, Bagaimana Penjelasan Medisnya?

Angin duduk kerap diasosiasikan dengan masuk angin sehingga dianggap sebagai penyakit ringan yang bisa diabaikan begitu saja.-(Foto/Istimewa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Baru-baru ini, sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang sopir taksi yang terserang angin duduk saat sedang bertugas. 

Insiden semacam ini tentunya perlu menjadi peringatan bersama. Terutama karena gejala angin duduk sering kali disalahartikan sebagai penyakit ringan padahal sebenarnya bisa sangat berbahaya. 

Lantas, apa sebenarnya angin duduk itu dan bagaimana penjelasan medisnya?

Dilansir dari laman Halo Doc, Angin duduk, yang dalam dunia medis dikenal sebagai angina, adalah kondisi di mana pasokan oksigen dan aliran darah ke otot jantung terganggu. 

BACA JUGA: Pacar AI, Trend Terbaru untuk Para Jomblo, Aktivitas Mirip dengan Manusia Normal

BACA JUGA: Studi Kesehatan: Gen X dan Milenial Lebih Berisiko Terserang Kanker

Hal ini terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner, yang bertugas mengalirkan darah ke jantung. 

Gejala paling khas dari angin duduk adalah nyeri dada yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. 

Nyeri ini dapat menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan bahkan punggung, disertai dengan gejala lain seperti sesak napas, pusing, dan keringat berlebihan.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terserang angin duduk, antara lain kadar kolesterol tinggi, diabetes, hipertensi, obesitas, stres, serta kebiasaan merokok. 

BACA JUGA: Studi: Penggunaan Pestisida dalam Pertanian Sama Berbahayanya dengan Asap Rokok

BACA JUGA: Bahaya Laten Polio! Sangat Menular, Tapi Jarang Menunjukkan Gejala

Riwayat penyakit jantung dalam keluarga dan kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor pendukung yang signifikan. 

Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa angin duduk bukanlah kondisi yang bisa dianggap remeh, karena jika tidak ditangani dengan baik, dapat berkembang menjadi serangan jantung yang lebih serius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: