Ekonom Ungkap Alasan Indonesia Deflasi 3 Bulan Berturut-turut

Ekonom Ungkap Alasan Indonesia Deflasi 3 Bulan Berturut-turut

ilustrasi deflasi-istimewa-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM.COM - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat Indonesia telah mengalami deflasi secara berturut-turut semala tiga bulan.

Dalam data tersebut, disebutkan bahwa tingkat deflasi Indonesia sudah mencapai angka 0,18 Persen secara bulanan (month-to-month/m-t-m).

Menurut pernyataan Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance, Tauhid Ahmad, deflasi kemungkinan besar disebabkan oleh harga-harga yang terlalu tinggi di pasaran, yang disertai dengan kemampuan daya beli masyarakat yang rendah.

"Ini bisa jadi disebabkan karena harga-harga terlalu tinggi, tapi kemampuan daya beli masyarakat rendah. Harga terlalu tinggi dan harga terlalu rendah, sehingga menyebabkan pembelian yang dilakukan masyarakat berkurang. Akhirnya, para pedagang melihat kalau terlalu tinggi ya gak bisa," jelas Tauhid pada Jumat 2 Agustus 2024.

BACA JUGA : Hari Pertama Bacitra Mengaspal, Warga Balikpapan Wajib Punya E-Money

"Jadi ada pelemahan daya beli. Karena tadi harga terlalu tinggi, jadi pada gak mampu beli," sambungnya.

Tauhid menilai, inflasi yang terjadi sendiri adalah salah satu faktor yang menyebabkan adanya fenomena deflasi ini.

"Inflasi sendiri memang seperti pedang bermata dua, terlalu tinggi gak bagus terlalu rendah juga gak bagus, akhirnya kita mengalami fase ini. Daya beli rendah sehingga para produsen menurunkan harga jual," Kata Tauhid.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.

BACA JUGA : Retribusi Parkir Mulai Berlaku di Turap Tenggarong, Ini Kata Kadishub Kukar

Menurut Bhima, deflasi 3 bulan berturut-turut ini seharusnya menjadi hal yang harus diwaspadai oleh dunia perekonomian Indonesia.

Menurutnya, deflasi ini menandakan adanya pelemahan daya beli masyarakat.

"Momen musim deflasi biasanya terjadi pasca Lebaran setiap tahun. Deflasi juga justru menunjukkan kalau ada yang tidak beres dari geliat ekonomi," ujar Bhima dalam keterangan tertulisnya, dikutip Nomorsatukaltim.com pada Jumat 2 Agustus 2024.

BACA JUGA : Volume Sampah Balikpapan Naik Signifikan, Dampak Proyek Strategis Nasional?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: