Bankaltimtara

Titik Panas atau Hospot di Paser Mayoritas Terdeteksi di Wilayah Pertambangan

Titik Panas atau Hospot di Paser Mayoritas Terdeteksi di Wilayah Pertambangan

Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan.-IST/Antara-

PASER, NOMORSATUKALTIM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Paser menyebut mayoritas titik panas atau hotspot terdeteksi di wilayah pertambangan.

Dalam sepekan terakhir, hotspot terdeksi mencapai 16 titik. Jumlahnya bersifat fluktuatif, per hari ini, Senin 28 Juli 2025, terdeteksi mencapai 14 hotspot yang tersebar di 3 kecamatan dari 10 kecamatan di Kabupaten Paser.

Hotspot yang merujuk BMKG tersebut nihil di wilayah permukiman, mayoritas mencakup wilayah pertambangan, sebagian mendeteksi wilayah perkebunan.

"Hingga 28 juli 2025, paling banyak Kecamatan Batu sopang ada 9 titik, 1 titik di Muara komam, itu pun semua titik terdapat di kawasan tambang. 4 titik lagi ada di Kecamatan Paser Belengkong, masuk wilayah perkebunan," kata Pusat Pengendali Data dan Operasional BPBD Paser, I Putu Santhi Budhi, Senin 28 Juli 2025.

BACA JUGA: Balikpapan Belum Mulai Musim Kemarau, BMKG: Masih Tahap Peralihan

BACA JUGA: Kemarau Tiba, Sungai Mahakam Surut, Warga Mahulu Kesulitan Dapat Bahan Pokok dan BBM

Putu menyebut akurasi hotspot tersebut tidak dalam kategori tingkat kebakaran risiko tinggi atau merah, titik yang dimaksud berada dalam kategori kuning atau panas.

Adanya titik panas yang terdeteksi di wilayah pertambangan dan perkebunan, BPBD Paser telah mengkonfirmasi ke pihak perusahaan untuk memastikan keadaan di lokasi yang dimaksud.

Penelusuran dilakukan langsung oleh pihak perusahaan karena BPBD Paser tidak punya akses untuk bisa masuk ke lokasi tambang.

"Saat ini masih ditelusuri oleh pihak perusahaan terdekat. Hasil penelusurannya akan dilaporkan ke BPBD," ujarnya.

BACA JUGA: Menjelang Musim Kemarau, Pemerintah dan GAPKI Siapkan Langkah Pencegahan Karhutla di Kaltim

BACA JUGA: Meski Belum Memasuki Musim Kemarau, BPBD Berau Siaga Potensi Karhutla

Memasuki musim kemarau pada pertengahan tahun ini, BMKG memprediksi terjadi mulai Juli hingga puncaknya pada Agustus mendatang.

Mitigasi yang dilakukan pemerintah daerah, yakni dimulai pada pemetaan titik rawan kebakaran yang kerap terjadi berulang tiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: