Cegah Alergi, Kodim Kutim Inisiasi Pendataan Kondisi Kesehatan Siswa Penerima MBG
Komandan Kodim 0909 Kutim, Letkol Arh Ragil Setyo Yulianto.-(Disway Kaltim/ Sakiya)-
KUTAI TIMUR, NOMORSATUKALTIM – Kodim 0909/KTM terlibat aktif dalam pengawasan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
Di Kutai Timur (Kutim), salah satu langkah yang bakl dilakukan yakni pendataan kondisi kesehatan siswa penerima MBG untuk mencegah risiko alergi makanan.
Komandan Kodim 0909/KTM, Letkol Arh Ragil Setyo Yulianto, mengatakan pengawasan program tidak hanya menyangkut kualitas bahan makanan, tetapi juga memastikan menu sesuai dengan kondisi kesehatan penerima.
“Faktor lain yang juga diantisipasi adalah kemungkinan alergi pada penerima manfaat. Kodim bersama tim dapur akan melakukan pendataan agar menu yang disajikan bisa menyesuaikan kondisi kesehatan masing-masing penerima,” ujarnya saat ditemui NOMORSATUKALTIM, Rabu, 1 Oktober 2025.
BACA JUGA: Polres Kutim Perketat Pengawasan MBG, Mulai Proses di Dapur hingga Distribusi
BACA JUGA: Semua Dapur MBG Kini Wajib Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi
Program MBG di Kutim menyasar lebih dari 21 ribu penerima manfaat, mulai dari siswa sekolah hingga ibu hamil dan menyusui.
Untuk mendukung distribusi, pemerintah daerah menyiapkan 42 titik dapur, dengan tenaga pengelola yang terdiri atas kepala dapur, tenaga gizi, dan petugas kesehatan.
Kodim Kutim bertugas melakukan pendampingan di lapangan melalui jajaran Koramil dan Babinsa.
Ragil menegaskan pengawasan dilakukan sejak tahap penyortiran bahan baku hingga makanan didistribusikan. Hal ini untuk mengantisipasi keracunan massal yang pernah terjadi di daerah lain.
BACA JUGA: Anggaran MBG Capai Rp99 T, Baru Terserap Rp19,3 T, Menkeu Purbaya Turun Tangan
BACA JUGA: Prabowo Tanggapi Keracunan MBG: Jangan Dipolitisasi, Fokus Anak-anak Sulit Makan
“Contoh paling sederhana adalah telur. Kalau distribusinya memakan waktu lama, kualitasnya bisa menurun. Karena itu pengawasan harus ketat sejak tahap penyortiran bahan baku,” jelasnya.
Selain bahan baku, penyimpanan makanan juga menjadi perhatian. Makanan yang dimasak sejak dini hari baru dikonsumsi siswa sekitar pukul 09.00–10.00, sehingga perlu teknik penyimpanan agar tetap layak santap.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

