25 Warga Palestina Tewas Ditembaki Tentara Israel Saat Berkumpul Mencari Makanan
Sejumlah warga melakukan shalat jenazah yang dibunuh oleh tentara Israel di Jalur Gaza di salah satu rumah sakit di Kota Gaza, Palestina, Juni 2025 lalu.-Antara/ Xinhua-
ANKARA, NOMORSATUKALTIM - Kantor berita Palestina Wafa, Sabtu 19 Juli 2025 melaporkan tentara Israel melakukan penembakan terhadap kerumunan warga Palestina yang tengah berkumpul di dekat pusat distribusi bantuan yang berafiliasi dengan perusahaan Amerika-Israel.
Warga Palestina tersebut berkumpul untuk mencari makanan karena kondisi kemanusiaan yang terus memburuk di Gaza.
Akibat penembakan di Kota Rafah, Gaza selatan itu, sumber medis menyebut, ada 25 warga Palestina tewas dan lebih dari 70 orang lainnya terluka.
Data PBB mengungkapkan, hampir 900 warga Palestina tewas dalam beberapa pekan terakhir saat berupaya mendapatkan bantuan kemanusiaan di lokasi-lokasi yang sebagian besar terkait dengan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), sebuah organisasi Amerika yang didukung Israel.
BACA JUGA: Raup Untung di Tengah Konfik, Ini Daftar Perusahaan yang Terlibat Mendukung Perang Israel di Gaza
BACA JUGA: Anggota Parlemen dari Partai Buruh Desak Inggris Segera Mengakui Negara Palestina
Diketahui, GHF mulai beroperasi di Gaza pada akhir Mei dengan memotong eksistensi PBB dan LSM-LSM besar lainnya.
Militer Israel menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata dan terus melancarkan perang genosida di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Dilansir Antara, mengutip Anadolu, Sabtu 19 Juli 2025, kebrutalan tentara Zionis itu menewaskan hampir 59 ribu warga Palestina di Gaza. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan pengeboman tanpa henti Israel itu telah pula menghancurkan daerah kantong Palestina tersebut dan memicu kelangkaan makanan serta penyebaran penyakit.
BACA JUGA: Cegah Serangan Lanjutan, Iran Minta China-Rusia Tekan AS
Pada 2 Juli 2025 lalu, juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) Jens Laerke menggambarkan situasi kemanusiaan di Jalur Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dan mengkhawatirkan.
Menurut laporan Al Jazeera, Jens mengatakan pembunuhan terhadap orang-orang selagi mereka berjuang untuk mendapatkan makanan tidak dapat diterima.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
