Aktivis Greta Thunberg dan Aktor Game of Thrones akan Buka Blokade Gaza
Gretha Tunberg (kanan bawah), aktivis iklim asal Swedia menyatakan akan berlayar dengan kapal Freedom Flotilla mengirimkan bantuan ke Gaza. -X @grethatunberg-
NOMORSATUKALTIM - Aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, dan aktor serial Game of Thrones, Liam Cunningham, akan turut serta dalam pelayaran berikutnya Koalisi Freedom Flotilla (FFC) dalam upaya menembus blokade Israel terhadap Gaza yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Sabtu (31/5/2025), Kapal Madleen dijadwalkan berangkat dari Catania, Sisilia, pada hari Minggu dengan membawa muatan bantuan kemanusiaan dan sejumlah aktivis ternama, termasuk Thunberg, Anggota Parlemen Eropa Rima Hassan, serta pengacara Palestina-Amerika Huwaida Arraf.
Cunningham, aktor asal Irlandia yang dikenal lewat perannya sebagai Davos Seaworth dalam serial HBO tersebut, merupakan pendukung lama bagi perjuangan Palestina dan berbagai isu kemanusiaan serupa.
Pelayaran ini menjadi upaya kedua FFC—sebuah koalisi dari berbagai organisasi kemanusiaan—untuk mencapai Gaza dalam dua bulan terakhir.
BACA JUGA: Dua Juta Warga Palestina di Gaza Tanpa Sumber Pendapatan, Terancam Krisis Pangan
Misi pertama pada awal Mei lalu terpaksa dibatalkan setelah kapal FFC lainnya, Conscience, diserang oleh dua drone saat berlayar di perairan internasional lepas pantai Malta.
FFC menuduh Israel berada di balik serangan tersebut, yang menyebabkan kerusakan parah pada bagian depan kapal.
Dalam sebuah video singkat yang diunggah di media sosial, MEP Rima Hassan menyatakan bahwa pelayaran Madleen bukan hanya untuk mengirim bantuan, tetapi juga sebagai bentuk protes terhadap Israel.
“Tujuan pertama tentu saja adalah menolak blokade terhadap bantuan kemanusiaan, menolak genosida yang sedang berlangsung, serta menyoroti impunitas yang dinikmati oleh Negara Israel, sekaligus membangkitkan kesadaran global,” ujarnya.
“Tindakan ini juga merupakan respons atas serangan yang terjadi pada 2 Mei lalu terhadap kapal sebelumnya yang sedang berada di perairan internasional dekat Malta.”
Pekan lalu, Israel memang sempat melonggarkan sebagian blokade yang telah berlangsung hampir tiga bulan, namun hanya sedikit bantuan yang diizinkan masuk ke wilayah Palestina tersebut. Amerika Serikat bahkan memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan.
Minggu ini, ribuan warga Palestina memadati pos-pos distribusi bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation—lembaga kontroversial yang mendapat dukungan dari AS dan Israel—hingga menyebabkan sedikitnya tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat kekacauan yang terjadi saat warga berebut bantuan makanan.
PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan lain menolak bekerja sama dengan inisiatif yang didukung AS dan Israel tersebut. Mereka menuduh Israel berupaya mengendalikan distribusi bantuan di Gaza sebagai bagian dari strategi menjadikan pangan sebagai senjata dan memperparah kelaparan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
