Bankaltimtara

Dorong Ekonomi Kaltim Tak Lagi Bergantung Tambang, Bank Indonesia Siapkan UMKM untuk Pasar Ekspor

Dorong Ekonomi Kaltim Tak Lagi Bergantung Tambang, Bank Indonesia Siapkan UMKM untuk Pasar Ekspor

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi,-Salsabila-Disway Kaltim

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Bank Indonesia memulai program Export Kaltimpreneurs 2025 yang menempatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai salah satu strategi mengurangi ketergantungan Kalimantan Timur pada sektor pertambangan. 

Program yang berlangsung sejak 30 Juni hingga 2 Juli 2025 ini diikuti 25 UMKM terpilih dari berbagai daerah di provinsi tersebut.

Badan Pusat Statistik mencatat sektor pertambangan dan penggalian masih menyumbang lebih dari 50 persen PDRB Kalimantan Timur sepanjang 2024.

Sementara kontribusi sektor UMKM masih relatif kecil dan belum sepenuhnya terhubung dengan rantai nilai ekspor.

BACA JUGA : Fest PPU ke-3 Dimulai, Dibuka dengan Pementasan Seni Kuda Lumping

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa kontribusi sektor migas dan batu bara terhadap ekonomi Kalimantan Timur masih dominan, sehingga diperlukan upaya nyata menciptakan basis usaha lain yang lebih beragam.

"Kita tahu perekonomian Kalimantan Timur selama ini sangat bergantung pada industri ekstraktif. Untuk itu, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah mendorong pelaku UMKM supaya bisa masuk pasar ekspor dan memperluas kontribusi sektor nonmigas," kata Robi.

Program Export Kaltimpreneurs telah berjalan secara berkala sejak 2021.

Bank Indonesia mencatat sebanyak 78 UMKM sudah berhasil melakukan ekspor ke Asia, Eropa, dan Amerika dengan nilai transaksi mencapai 2,8 juta dolar Amerika Serikat sampai akhir 2024.

BACA JUGA : PAD Sektor Retribusi Kabupaten Paser Rendah, Wabup Ungkap Alasannya

Menurut Robi, pasar luar negeri yang terbuka untuk produk ramah lingkungan menjadi peluang yang dapat dioptimalkan oleh usaha skala kecil dan menengah.

"Permintaan global terhadap produk berkelanjutan saat ini tinggi, terutama dari Eropa, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Afrika. Ini kesempatan yang harus disiapkan secara matang," ucapnya.

Selama tiga hari pelaksanaan, peserta mengikuti pelatihan ekspor pemula yang mencakup pengenalan prosedur ekspor, kesiapan produk, perencanaan ekspor, dan penyusunan dokumen. 

Tahap berikutnya akan dilanjutkan pendampingan melalui proses mentoring, monitoring, hingga sesi business matching dengan calon pembeli internasional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: