Perbedaan Jam Istirahat PAUD, SD, dan SMP Jadi Tantangan Distribusi MBG di Balikpapan
Kadisdikbud Kota Balikpapan, Irfan Taufik saat diwawancara oleh awak Nomorsatukaltim.-(Disway Kaltim/ Salsa)-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Kepala Disdikbud Kota Balikpapan, Irfan Taufik, menjelaskan bahwa sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) saat ini melayani lebih dari satu jenjang pendidikan dalam satu siklus distribusi.
Menurutnya, satu SPPG dapat melayani PAUD, SD, dan SMP sekaligus.
Yang jadi soal, ketiga jenjang pendidikan tersebut memiliki jam istirahat yang berbeda. Sehingga waktu kedatangan makanan ke sekolah perlu diatur dengan ketat.
"Ada SPPG yang mengantar ke PAUD lebih dahulu, lalu SD, kemudian SMP. Perbedaan jadwal istirahat ini menimbulkan rentang waktu jeda antara makanan datang dan dikonsumsi, dan itu perlu diatur agar kualitas tetap terjaga," ungkap Irfan dalam FGD Sinergitas Lintas Sektor Pelaksanaan MBG, di Balai Kota Balikpapan.
Proses distribusi dari dapur ke sekolah membutuhkan waktu antara 30 hingga 60 menit, bergantung pada jarak lokasi sekolah dengan dapur penyelenggara, jumlah rute yang dilayani dalam satu pengantaran, serta apasitas armada distribusi.
Oleh karena itu, Disdikbud Balikpapan menyiapkan pedoman teknis pengurutan sekolah berdasarkan kedekatan wilayah dan kesesuaian jam makan.
"Tujuannya memastikan makanan diterima dalam kondisi layak, tidak terlalu lama berada di luar ruang konsumsi," jelas Irfan.
Setiap sekolah telah membentuk Satuan Tugas Pelaksanaan MBG yang bertanggung jawab mengatur penjadwalan penerimaan makanan, penempatan wadah makan (ompreng/rantang) sebelum dibagikan, distribusi ke kelas, pengembalian wadah setelah selesai digunakan.
Ia mengungkapkan, pada sekolah dengan jumlah siswa besar, pendistribusian dilakukan per lantai atau per blok kelas untuk menghindari penumpukan.
Sekolah pun melakukan simulasi teknis bersama penyelenggara sebelum pelaksanaan program diperluas ke jenjang berikutnya.
Simulasi mencakup estimasi waktu tempuh distribusi, prosedur serah terima wadah makan, penempatan titik transit penyimpanan sebelum istirahat, hingga evaluasi dilakukan setiap kali jumlah penerima bertambah agar penyesuaian dapat dilakukan langsung di lapangan.
"Kami menyesuaikan pola distribusi dengan kondisi nyata di sekolah untuk memastikan pelaksanaan tetap efektif," imbuhnya.
Disdik menegaskan bahwa distribusi tepat waktu merupakan faktor penting dalam keberhasilan Program MBG, terutama karena makanan disiapkan dalam jumlah besar setiap hari dan harus dikonsumsi segera untuk mempertahankan keamanan pangan.
Irfan pun berharap, penataan rute distribusi dan penguatan Satgas Sekolah dapat memastikan Program Makan Bergizi Gratis berjalan stabil dan aman ketika cakupannya diperluas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
