Wajah Baru Polder Air Hitam, Dari Penampung Banjir ke Ruang Publik Strategis Samarinda
Wajah baru polder Air Hitam.---ist
ADV-9*
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Polder Air Hitam di Jalan A. Wahab Syahranie, Samarinda, kini tengah menjadi sorotan.
Kawasan ini tak hanya digadang-gadang sebagai solusi pengendalian banjir, tetapi juga dirombak menjadi ruang publik baru di jantung ibu kota Kalimantan Timur.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda gencar merevitalisasi area seluas sekitar 4 hektare ini, demi meningkatkan fungsi teknis sekaligus estetikanya.
Awalnya, Polder Air Hitam dibangun sebagai cekungan sederhana untuk menampung air hujan, upaya mereduksi risiko banjir. Namun, struktur yang hanya berupa galian tanah dengan penahan seadanya itu kini menunjukkan kerusakan parah.
"Jadi begini, Polder Air Hitam kami revitalisasi karena awalnya hanya berupa tanah yang digali, diberi sedikit penahan (repep), lalu dibeton di atasnya. Ketika kami gali lebih dalam untuk menambah daya tampung, tanggulnya justru melorot,” jelas Hendra Kusuma, Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Samarinda, Rabu (11/6/2025).
Untuk mengatasi kerapuhan ini dan melipatgandakan daya tampung, Pemkot kini memasang dinding penahan permanen menggunakan sheetpile di sekeliling kolam.
Dengan konstruksi anyar ini, polder bisa digali hingga kedalaman 3-4 meter.
"Saat ini kedalamannya sekitar 2,5 sampai 3 meter. Kalau berhasil kami perdalam lagi, hujan air lebih banyak bisa tertampung tanpa harus meluber ke jalan-jalan kota,” lanjut Hendra, optimistis.
Mencontoh Bandung, Menjelma Destinasi Kota
Tak berhenti pada fungsi teknis, Polder Air Hitam juga dirancang menjadi ruang publik menarik. Pemkot Samarinda melihat potensi besar kawasan ini untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata dan ruang terbuka hijau, terinspirasi kesuksesan Kolam Andir di Bandung.
"Kecil-kecil tapi dalam dan bisa dimanfaatkan jadi ruang kota. Ini contoh yang akan kami adaptasi di Samarinda,” kata Hendra.
Proyek revitalisasi ini diperkirakan menelan anggaran Rp12 miliar untuk tahun 2025. Total rencana pembangunan sejak 2023 telah mencapai Rp60 miliar, dengan pengerjaan yang masih berlangsung secara bertahap.
Fokus utama saat ini adalah memperbaiki titik-titik krusial yang rawan longsor, memastikan fondasi yang kokoh sebelum pengembangan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
