Festival Dahau 2025 Pecahkan Rekor MURI, Ribuan Warga Kutai Barat Padati Taman Budaya Sendawar
Puncak peringatan Festival Dahau Kutai Barat 2025 berlangsung meriah dan penuh warna di Taman Budaya Sendawar.-Eventius-Disway Kaltim
Menurutnya, Dahau tahun ini berbeda dari sebelumnya karena benar-benar menampilkan kebersamaan seluruh lapisan masyarakat.
“Saya lihat bukan hanya orang Dayak saja yang pakai Kesapuuq dan Tuduukng, tapi semua ikut. Ada orang Bugis, Jawa, Toraja, NTT, semua semangat. Itu yang paling saya senang, karena budaya bisa menyatukan,” ujarnya.
Tak lama setelah pengumuman rekor, mata ribuan warga serentak menatap ke langit.
BACA JUGA:Silaturahmi Disway Kaltim dengan Ketua DPRD Kutai Barat, Bahas Peran Media dalam Pembangunan Daerah
Dari kejauhan, tampak tiga titik kecil yang perlahan membesar tiga penerjun payung TNI melakukan atraksi udara membawa spanduk bertuliskan “Pemerintah Kabupaten Kutai Barat”.
Atraksi itu disambut sorak-sorai luar biasa. Anak-anak melompat kegirangan, sementara orang dewasa mengabadikan momen itu lewat kamera ponsel.
“Itu luar biasa sekali. Saya sampai merinding lihat mereka turun dari langit sambil bawa tulisan besar. Rasanya seperti hari ini langit juga ikut merayakan Dahau,” tutur Darius.
Ia menilai penampilan tentara payung menjadi simbol keberanian dan semangat juang yang sejalan dengan makna Dahau semangat persaudaraan dan gotong royong masyarakat Kutai Barat.
“Kalau menurut saya, atraksi itu pas sekali. TNI turun dengan bendera pemerintah daerah, artinya budaya dan semangat kebangsaan berjalan beriringan,” ujarnya.
Selain pemecahan rekor dan atraksi udara, kegiatan Dahau Kutai Barat 2025 juga diisi dengan tarian kolosal, musik tradisional, dan parade budaya dari seluruh kecamatan di Kutai Barat.
BACA JUGA:Rosaliyen Dorong Ekraf Kubar Lewat Pemberdayaan Perajin Rotan dan Tenun Lokal
Warga dari kampung sekitar membawa hasil kerajinan dan kuliner tradisional untuk dipamerkan di area Taman Budaya Sendawar.
Bagi Darius, momen ini bukan sekadar pesta budaya, tetapi juga wujud nyata semangat gotong royong dan cinta terhadap tanah leluhur.
“Saya lihat semua orang datang dengan gembira, tidak ada perbedaan. Semua tertawa bersama, makan bersama, menari bersama. Dahau ini bukan cuma hiburan, tapi tanda bahwa kita masih punya semangat kebersamaan,” katanya.
Ia berharap pemerintah daerah terus mempertahankan tradisi ini setiap tahun dengan konsep yang semakin menarik dan melibatkan lebih banyak masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
