Festival Dahau 2025 Pecahkan Rekor MURI, Ribuan Warga Kutai Barat Padati Taman Budaya Sendawar
Puncak peringatan Festival Dahau Kutai Barat 2025 berlangsung meriah dan penuh warna di Taman Budaya Sendawar.-Eventius-Disway Kaltim
KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM – Puncak peringatan Festival Dahau Kutai Barat 2025 berlangsung meriah dan penuh warna di Taman Budaya Sendawar pada Rabu 5 November 2025.
Ribuan warga dari berbagai kampung di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) datang mengenakan pakaian adat masing-masing daerah untuk menyaksikan perayaan budaya terbesar di Bumi Tanaa Purai Ngeriman itu.
Acara puncak tahun ini mencatat sejarah baru dengan pemecahan Rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) untuk peserta terbanyak yang mengenakan Kesapuuq dan Tuduukng, dua penutup kepala khas suku Dayak.
Tak hanya itu, langit Sendawar turut memukau ribuan penonton ketika tiga penerjun payung TNI melakukan atraksi sambil membawa spanduk bertuliskan “Pemerintah Kabupaten Kutai Barat”.
Sejak pagi, suasana di taman budaya sudah ramai oleh warga yang datang dari berbagai kecamatan.
BACA JUGA:Ketua DPRD Kutai Barat Apresiasi Capaian Kinerja Pemkab, Ingatkan Penguatan Sektor Pertanian
Anak-anak, remaja, hingga orang tua tampak antusias mengenakan pakaian adat dari suku masing-masing mulai dari Dayak, Banjar, Bugis, Jawa, NTT,hingga Toraja.
Warna-warna cerah dari kain dan manik-manik etnik berpadu indah di tengah suasana yang hangat dan penuh semangat persaudaraan.
Momen istimewa terjadi ketika ribuan warga secara serentak mengenakan Kesapuuq dan Tuduukng di tengah lapangan utama.
Tim MURI yang hadir di lokasi mencatat langsung jumlah peserta dan secara resmi mengumumkan Kutai Barat memecahkan rekor nasional untuk kategori atribut adat Dayak terbanyak yang dipakai bersamaan.
Sorak sorai pun menggema di Taman Budaya Sendawar. Banyak warga yang berswafoto sambil mengibarkan tangan ke udara, menandai kebanggaan akan pencapaian budaya daerah mereka.
Salah satu warga, Darius, mengaku terharu bisa ikut serta dalam kegiatan bersejarah itu. Ia datang dari Kampung Eheng, Kecamatan Barong Tongkok, bersama keluarganya sejak pagi-pagi sekali untuk bergabung dalam barisan peserta pemecahan rekor.
“Saya merasa bangga sekali hari ini. Tidak menyangka bisa jadi bagian dari sejarah Kutai Barat. Biasanya kita hanya melihat di televisi orang pecahkan rekor, sekarang kita sendiri yang ikut,” kata Darius.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
