Polisi Ungkap Kronologi Ayah Kandung Bunuh Dua Balita di Samarinda, Diduga Sudah Direncanakan
Polisi menunjukkan barang bukti berupa kain sarung yang digunakan pelaku untuk melilit tubuh korban setelah melakukan pembunuhan.-Mayang/Disway Kaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - WD (24) benar-benar gelap mata. Bisikan gaib di kepala menuntun langkahnya menghabisi dua nyawa tak berdosa. Ya, anak kandungnya sendiri.
Semua bermula pada Jumat 25 Juli 2025 lalu, beberapa jam usai waktu salat Jumat. Di kediaman WD, Jalan Rimbawan, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda.
Saat itu sang istri berangkat bekerja. Tinggal menyisakan WD bersama dua balita inisial MAK (2) dan MA (4). Pukul 16.00 Wita, peristiwa sore berdarah itu dimulai.
Tangan kiri WD berayun cepat ke leher mungil MAK, putra bungsunya. Mencekik dengan sekuat tenaga. Tanpa ampun.
Sementara tangan kanan, membekap mulut mungil itu hingga tak ada sirkulasi oksigen yang bisa keluar masuk. Sekitar lima menit berselang, nyawa balita suci itu pun melayang.
Jasadnya ia gendong ke kamar tengah. Dibaringkan di atas ranjang. Untuk memastikan kematian korban, WD melilitkan kain sarung ke leher anak tersebut. Tidak bergerak.
"Setelah itu, pelaku kemudian melakukan hal serupa terhadap anak keduanya, MA yang berumur 4 tahun," jelas Kapolresta Samarinda Kombes Pol Hendri Umar dalam konferensi pers di Mapolsek Sungai Kunjang, Selasa 29 Juli 2025 siang.
Caranya sama. Dicekik, dibekap, kemudian dibaringkan di ranjang. Si sulung dan si bungsu pun terbujur berdampingan. Tanpa nafas. Setelahnya, kedua jenazah ditutup kain berwarna kuning.
Usai membunuh dengan keji, sebuah suara berbisik lagi di telinga WD. Menyuruhnya untuk mengakhiri hidup dengan cara menggantung diri. Tapi niat itu urung. Ia merasa situasi dan saatnya belum tepat.
Satu jam kemudian, sekitar pukul 17.00 Wita, Rukmini (65), nenek pelaku yang juga nenek buyut MAK dan MA datang.
Dia melangkahkan kaki ke kamar. Saat kaki sudah masuk ke dalam, perempuan tua itu histeris. Syok. Melihat kedua cucunya sudah tidak bernyawa.
Dia mencoba melawan WD meski dengan tenaga yang ringkih. Kalah dengan WD yang masih energik. Benar saja. WD yang lebih kuat, berhasil mencekik neneknya sendiri dari belakang, hingga kepala Rukmini membentur lantai.
WD tiba-tiba menghentikan aksi beringasnya karena merasa iba. Masih ada setitik nurani di hati WD ternyata. Melihat kesempatan itu, Rukmini pun kabur keluar lalu meminta bantuan kepada warga sekitar.
Berkat respons cepat warga dan aparat Polsek Sungai Kunjang dibantu relawan setempat, pelaku berhasil diamankan tak lama setelah kejadian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
