Ini Hasil Autopsi Terhadap Korban ABK KMP Muchlisa yang Tenggelam di Teluk Balikpapan
ekonsiliasi hasil autopsi terhadap korban KMP Muchlisa di RS Bhayangkara Balikpapan, pada Selasa (6/5/2025) malam.-IST/ Humas Polda Kaltim-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Tim forensik RS Bhayangkara dan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur (Polda Kaltim) berhasil mengidentifikasi jenazah korban tenggelamnya kapal feri KMP Muchlisa di perairan Teluk Balikpapan.
Korban diketahui bernama Ilham Suharto (25 tahun) dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, namun jasadnya masih utuh.
Kepala Bidang Dokkes Polda Kaltim, Kombes Pol Dr. Drg. Nelson Situmorang menjelaskan, bahwa proses evakuasi dan identifikasi dilakukan sesuai dengan prosedur medis yang berlaku dan ditangani secara profesional oleh tim forensik.
“Polda Kaltim menyampaikan belasungkawa mendalam atas kejadian ini dan memastikan seluruh proses penanganan korban dilakukan sebaik mungkin bekerja sama dengan instansi terkait,” ujar Kombes Nelson, melalui keterangan resminya, Selasa (6/5/2025) malam.
BACA JUGA: Tanggungjawab Barang Berharga Milik Penumpang KMP Muchlisa yang Tenggelam, Perusahaan Minta Waktu
BACA JUGA: KMP Muchlisa Buatan Tahun 1985, Perbaikan Kapal Tidak Dilaporkan ke KSOP Balikpapan
Pemeriksaan jenazah dilakukan pada Selasa, 6 Mei 2025, mulai pukul 15.00 Wita hingga pukul 16.20 Wita, oleh tim forensik RS Bhayangkara.
Sementara itu, AKBP dr. I Gusti Gede Dharma, dokter forensik yang memimpin proses identifikasi, memaparkan hasil pemeriksaan pasca-mortem.
Dari hasil autopsi diketahui bahwa penyebab kematian korban adalah masuknya cairan ke dalam saluran pernapasan, yang mengakibatkan asfiksia.
“Pada tubuh korban terdapat tanda-tanda kekurangan oksigen, seperti warna kebiruan di wajah, bibir, telapak tangan, dan kaki. Itu adalah tanda khas asfiksia, bukan akibat kekerasan,” jelas AKBP dr. Dharma.
BACA JUGA: Satu ABK KMP Mukhlisah yang Tenggelam di Teluk Balikpapan, Ketemu di Kedalaman 12 Meter
Selain itu, ditemukan beberapa luka lecet ringan pada tubuh korban, namun luka tersebut dipastikan merupakan luka post-mortem atau terjadi setelah korban meninggal dunia.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa luka ini kemungkinan disebabkan oleh gesekan atau benturan ringan dan bukan merupakan tanda kekerasan fisik.
Dokter Dharma juga menambahkan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda pembusukan yang nyata pada tubuh korban, sehingga diperkirakan korban meninggal kurang dari 24 jam sebelum ditemukan.
Biasanya, tanda-tanda pembusukan mulai terlihat setelah lebih dari 24 jam, dimulai dari perubahan warna pada perut bagian kanan bawah.
BACA JUGA: Pencarian Korban Kapal Feri Tenggelam di Teluk Balikpapan Dilanjutkan
Proses identifikasi dilakukan oleh tim medis yang terdiri dari dokter forensik dan tenaga pendukung yang telah terlatih dalam pemeriksaan jenazah pasca-insiden bencana laut.
“Pemeriksaan ini menjadi bagian dari upaya terpadu pihak kepolisian dan instansi medis dalam memastikan kejelasan penyebab kematian korban serta memberikan kepastian kepada keluarga,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya bahwa Kepala Kantor SAR Balikpapan, Dody Setiawan, mengonfirmasi bahwa korban ditemukan di dalam ruang istirahat kelas ekonomi, di badan kapal feri tersebut.
“Pada pukul 13.59 Wita, ditemukan satu orang korban, berjenis kelamin laki-laki, yang diduga bernama Ilham, dengan jabatan sebagai kelasi. Korban ditemukan di dalam ruang istirahat kelas ekonomi di badan kapal feri,” tutur Dody, pada Selasa (6/5/2025) siang di Posko Pelabuhan Semayang Balikpapan.
BACA JUGA: Daftar Nama Penumpang, ABK dan Muatan KMP Muchlisa yang Tenggelam di Teluk Balikpapan
Ia juga menjelaskan ciri-ciri korban tersebut yang mengenakan pakaian bebas dan telah memastikan bahwa seorang laki-laki. Korban tersebut, kata Dody ditemukan di kedalaman sekitar 12 meter.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
