KMP Muchlisa Buatan Tahun 1985, Perbaikan Kapal Tidak Dilaporkan ke KSOP Balikpapan
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Balikpapan, Heru Susanto, saat memberikan keterangan resmi, pada Selasa (6/5/2025) sore.-Disway/ Chandra-
BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM- Kapal Motor Penumpang (KMP) Muchlisa yang tenggelam di Teluk Balikpapan, pada Senin (5/5/2025), diketahui baru dua bulan beroperasi setelah docking.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kota Balikpapan, Heru Susanto mengungkapkan, bahwa kapal tersebut sebelumnya telah dinyatakan layak laut namun mengalami kerusakan teknis serius yang menyebabkan kapal tenggelam.
“Kami belum pernah melihat kejadian seperti ini. Ini baru pertama kali terjadi, dan karena itu kami membentuk tim untuk mengecek seluruh kapal penyeberangan yang ada di sini,” ujar Heru dalam keterangan resminya, Selasa (6/5/2025) sore di kantor KSOP Balikpapan.
Kejadian bermula saat kapal mengalami trouble di tengah laut, di mana propeller kapal diketahui terlepas.
BACA JUGA: Korban Selamat KMP Muchlisa Tuntut Pertanggungjawaban Kendaraan dan Barang Elektronik yang Tenggelam
BACA JUGA: Satu ABK KMP Mukhlisah yang Tenggelam di Teluk Balikpapan, Ketemu di Kedalaman 12 Meter
Informasi dari KSOP menyebutkan, bahwa shaft kapal patah, dan air laut masuk dengan deras melebihi kapasitas pompa penyedot.
Tim patroli KSOP yang tengah melakukan monitoring rutin menemukan kapal tersebut sedang diderek oleh kapal Tiga Anugerah, sebelum akhirnya dikandaskan.
Nakhoda kapal sempat menyampaikan bahwa tujuan kandas adalah untuk menyelamatkan buritan, namun yang terjadi justru sebaliknya.
Ketika penumpang sudah dievakuasi ke sisi kanan dan kiri bagian depan kapal, posisi kapal mulai miring hingga akhirnya tenggelam.
BACA JUGA: Pencarian Korban Kapal Feri Tenggelam di Teluk Balikpapan Dilanjutkan
BACA JUGA: Daftar Nama Penumpang, ABK dan Muatan KMP Muchlisa yang Tenggelam di Teluk Balikpapan
Menurut Heru, pihaknya tidak menerima laporan resmi atas kegiatan perbaikan bawah air, termasuk penambalan dengan balon sebelum kapal tenggelam. Padahal, semua aktivitas tersebut seharusnya dilaporkan kepada KSOP.
“Pekerjaan di bawah air tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus ada izin resmi. Bahkan pengelasan di atas kapal pun harus seizin kami,” tegas Heru.
Kapal penyeberangan itu diketahui merupakan buatan tahun 1985. Proses docking telah dilakukan antara November hingga Februari, sebelum kapal kembali beroperasi. Dan menurut data hasil ramp check terakhir menyatakan kapal layak laut.
Sebagai langkah cepat, KSOP telah membentuk tim untuk melakukan ramp check ulang terhadap 18 kapal penyeberangan di wilayah Kariangau dan Penajam.
BACA JUGA: KMP Muchlisa Tenggelam di Teluk Balikpapan, Bawa 18 Kru, Dua Orang belum Ditemukan
BACA JUGA: Tenggelam di Kedalaman 20 Meter, KMP Muchlisa Memuat 22 Penumpang dan 13 Unit Kendaraan
Tim gabungan yang terdiri dari KSOP, BKI, dan Marine Inspector akan memeriksa sertifikat, pelat, dan kelayakan laut seluruh armada, termasuk dua kapal rute Balikpapan–Palu dan Balikpapan–Mamuju.
Sementara itu, PT Sadena selaku pemilik kapal, disebut memiliki empat kapal dalam operasinya.
KSOP menegaskan, bahwa seluruh kapal milik perusahaan tersebut akan diperiksa menyeluruh, dan tidak menutup kemungkinan sanksi administratif akan diberikan.
“Kami sedang melakukan BHP (Berita Hasil Pemeriksaan) dan hasilnya akan kami laporkan ke pusat,” ujar Heru.
BACA JUGA: Setelah Insiden Kapal Feri Tenggelam di Teluk Balikpapan, Petugas Siaga di Pelabuhan Kariangau
BACA JUGA: Feri Penumpang dan Mobil Tenggelam di Teluk Balikpapan, Diduga 2 ABK Masih Terjebak
KSOP juga telah mengeluarkan notice to mariners untuk memberi tahu kapal lain agar menghindari lokasi tenggelamnya kapal.
Selain itu, pemilik kapal telah diminta untuk segera merencanakan pengangkatan bangkai kapal (salvor) agar tidak mengganggu jalur pelayaran.
“Investigasi lebih lanjut akan dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang dijadwalkan tiba di Balikpapan besok,” tambahnya.
Heru juga menyebutkan, bahwa investigasi akan melibatkan semua pihak termasuk masyarakat demi mengungkap penyebab pasti insiden ini.
BACA JUGA: Seorang Anak Tewas Terjebak, 8 Rumah Hangus dalam Kebakaran di Balikpapan Barat
Diberitakan sebelumnya, Kepala Kantor SAR Balikpapan, Doddy Setiawan, menyatakan bahwa timnya telah menemukan satu dari dua korban yang sebelumnya hilang.
“Korban ditemukan di kamar kelas ekonomi dalam keadaan meninggal dunia. Korban berjenis kelamin laki-laki, kemungkinan atas nama Ilham,” kata Doddy.
Jenazah korban telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk proses otopsi oleh tim DVI, dan akan diserahkan kepada keluarga di Penajam.
Disamping itu, untuk pencarian terhadap satu korban lainnya, Dody menyatakan masih terus dilakukan dengan melibatkan total 12 penyelam gabungan dari Basarnas, Lanal, Polair, Brimob, dan penyelam tradisional.
BACA JUGA: Penyelam yang Hilang di Kakaban Ditemukan Meninggal Dunia, Operasi SAR Dihentikan
“Proses penyelaman dilakukan dengan hati-hati mengingat kondisi badan kapal yang sempit dan banyaknya rintangan logam di dalam kapal. Tantangan lainnya adalah keterbatasan jarak pandang bawah air (visibility) yang menyulitkan penyelaman,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
