Dishub Samarinda Sebut Gaungan "Kota Jukir" Tak Mewakili Suara Warga
Fenomena Parkir Liar yang ada di Kawasan Pasar Segiri Samarinda.-Rahmat Pratama-Disway Kaltim
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Samarinda menanggapi munculnya istilah “kota jukir” yang ramai diperbincangkan di media sosial pasca-insiden antara juru parkir (Jukir) dan pengemudi ojek online di kawasan Jalan Merbabu.
Dishub menegaskan bahwa julukan tersebut tidak mewakili suara resmi masyarakat Samarinda, melainkan sekadar respons spontan dari warganet.
“Sebenarnya, mohon maaf, istilah itu berasal dari netizen. Tidak pernah diucapkan secara resmi oleh masyarakat Samarinda. Kalau menurut saya, biasa saja, namanya media sosial, komentarnya bisa dari siapa saja, bahkan mungkin juga dari kalangan media,” ujar Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishub Samarinda, Didi Zulyani, Jumat 1 Agustus 2025.
BACA JUGA : Garuda Indonesia Kini Terbang Langsung ke Samarinda, Akses ke IKN dan Pesona Kaltim Kian Terbuka
Menurut Didi, fenomena parkir liar bukan hanya terjadi di Samarinda, melainkan juga di kota-kota besar lainnya.
Masalah utamanya terletak pada kurangnya regulasi tegas yang dapat digunakan sebagai dasar hukum untuk menindak pelanggaran.
“Kalau tidak ada unsur pemerasan dan tidak ada laporan resmi, ya tidak bisa diproses secara hukum. Laporan di media sosial saja tidak cukup,” tegasnya.
Menanggapi insiden pertikaian antara pengemudi ojek online dan Jukir di Jalan Merbabu, Didi menekankan pentingnya kesadaran kolektif dan penegakan aturan.
BACA JUGA : Pasar Narkoba di Gang AM Sangaji Samarinda Digerebek, Puluhan Pengguna Diamankan
Ia menjelaskan bahwa lokasi kejadian berada di kawasan yang secara teknis tidak diperbolehkan menjadi area parkir.
“Di sana memang tidak ada lahan parkir yang layak. Tempat usahanya pun tidak menyediakan fasilitas parkir, padahal itu merupakan tanggung jawab pengelola usaha. Apalagi posisinya berada di persimpangan jalan yang rawan kemacetan. Dari sisi itu saja sudah menimbulkan persoalan,” jelasnya.
Ia juga menilai bahwa konflik semacam itu tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi.
Dari kejadian tersebut ia berharap semua pihak bisa menyikapi hal ini dengan baik. Baik itu jukir maupun Ojek online.
BACA JUGA : SMPN 31 Palaran Butuh Perhatian, Pemkot Janji Perbaiki Fasilitas yang Rusak
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
