Langgar Gencatan Senjata, Israel Gempur Lebanon Selatan, AS Justru akan Pasok Senjata
Sejumlah bangunan di Lebanon hancur akibat serangan pasukan Israel.-IST/Antara/Anadolu-
TEHERAN, NOMORSATUKALTIM - Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan, pasukan Israel menggempur Kota Bani Haiyyan dan Markaba di Lebanon.
NNA pada Sabtu (4/1/2025) menyebut Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon yang telah disepakati lebih dari sebulan yang lalu dan pesawat tempur mereka menargetkan sejumlah kota di Lebanon.
Sementara itu, Kantor Berita Turki, Anadolu mengumumkan, bahwa militer Israel melanggar perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon sebanyak 11 kali pada Jumat (3/1/2025).
Selain itu, 364 kasus pelanggaran juga dilaporkan selama 38 hari terakhir sejak gencatan senjata diberlakukan.
BACA JUGA: Kala Negara Arab Rayakan Tahun Baru 2025, Rekor Pesta Kembang Api Pecah di Abu Dhabi
BACA JUGA: Ditlantas Polda Kaltim Terapkan Sistem Buka-Tutup di Ruas Semoi Dua-Samboja
Sebelumnya pada 27 November pihak bertikai Israel dan Lebanon menyepakati gencatan senjata untuk mengakhiri baku tembak antara rezim Zionis dan kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah.
Di sisi lain, Departemen Luar Negeri AS "secara tidak resmi" memberi tahu Kongres tentang usulan kesepakatan penjualan senjata dengan Israel senilai 8 miliar dolar AS termasuk amunisi untuk jet tempur, helikopter serbu, dan peluru artileri.
Demikian suatu laporan pada Jumat (3/1/2024) dikutip dari Antara, Sabtu (4/1/2025).
Informasi usul persenjataan 8 miliar dolar AS (Rp129,6 triliun), itu terungkap di tengah genosida yang terjadi kepada masyarakat Palestina.
BACA JUGA: Tabrakan Burung Berakibat Fatal, 179 Orang Tewas dalam Kecelakaan Pesawat Jeju Airlines
BACA JUGA: Pajak Kendaraan di Kaltim Pakai Sistem Split Bill, Apakah Itu?
Menurut Departemen Luar Negeri, kesepakatan tersebut sebagai langkah untuk "mendukung keamanan jangka panjang Israel dengan memasok kembali persediaan amunisi penting dan kemampuan pertahanan udara," lapor Axios yang mengutip sumber yang mengetahui perihal tersebut.
"Presiden telah mengatakan secara jelas bahwa Israel memiliki hak untuk membela warganya, sesuai dengan hukum internasional dan hukum humaniter internasional. Dan, untuk mencegah agresi dari Iran dan organisasi proksinya. Kami akan terus menyediakan kemampuan yang diperlukan untuk pertahanan Israel," kata seorang pejabat AS dikutip laporan tersebut.
Dalam laporan itu juga disebutkan, senjata yang diusulkan, yang masih menunggu persetujuan kongres, mencakup rudal udara-ke-udara AIM-120C-8 AMRAAM untuk jet tempur, peluru artileri 155mm, bom berdiameter kecil, hulu ledak seberat 500 pon, sekring bom, dan peralatan terkait lainnya.
BACA JUGA: China Deteksi Penyakit Pernafasan Baru, Gejalanya Mirip Pilek, Covid-19 Jilid 2?
BACA JUGA: Kebakaran yang Menghanguskan 6 Rumah di Sebulu Sebabkan Kerugian Hingga Ratusan Juta Rupiah
Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar Anadolu.
Diketahui, AS menghadapi kritik karena memberikan bantuan militer kepada Israel setelah lebih dari 45.650 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dengan mengenaskan di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Sementara sekitar 1.200 orang diklaim tewas dalam serangan lintas perbatasan yang dipimpin Hamas saat itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: