Kalah Lawan Persebaya Surabaya, Pelatih Borneo FC Pieter Huistra Soroti Kepemimpinan Wasit
Kekalahan Borneo FC atas Persebaya Surabaya masih disesalkan pelatih Pieter Huistra. -x/@borneo_smr-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Kekalahan tipis 2-1 yang dialami Borneo FC Samarinda melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Jumat (20/12) malam lalu, masih menyisakan kekecewaan mendalam.
Bermain dengan 10 pemain sejak babak pertama, perjuangan anak asuh Pieter Huistra harus terhenti di tengah performa solid mereka.
Gol cepat dari Rivera di menit ke-17 menjadi pembuka keunggulan bagi Bajul Ijo, tendangan keras dari jarak jauh tersebut membuat Nadeo Argawinata tak mampu menjangkau bola.
Gol kedua pun tercipta akibat kelengahan di lini tengah Pesut Etam, sebelum Ronaldo Rodriguez mencetak gol balasan lewat tandukan keras memanfaatkan umpan sepak pojok dari Stefano Lilipaly.
BACA JUGA:Borneo FC Gagal Raih Poin di Gelora Bung Tomo, Tunjukkan Perlawanan Berkelas dengan 10 Pemain
BACA JUGA:Taktik Rotasi Pemain dari Coach Pieter Berhasil Akhiri Paceklik Kemenangan Borneo FC
Namun, insiden kartu merah yang diterima Nadeo di akhir babak pertama menjadi titik balik yang menyulitkan Borneo FC untuk bangkit.
Pelatih Pieter Huistra tetap memberikan apresiasi kepada anak asuhnya, terutama atas perjuangan mereka di babak kedua meski hanya bermain dengan 10 pemain.
“Saya terkesan dengan cara tim bermain di babak kedua. Bahkan dengan 10 pemain, kami masih bisa menguasai pertandingan. Saya melihat lawan sedikit gugup, hanya saja kami kurang beruntung dalam penyelesaian akhir,” ujar Huistra.
Namun, Huistra juga menyampaikan kritik terhadap kepemimpinan wasit, terutama terkait insiden kartu merah Nadeo dan tambahan waktu yang minim di babak kedua.
BACA JUGA:Hancurkan Madura United dengan Skor Telak 5-0, Borneo FC Akhiri Paceklik Kemenangan
“Jika melihat kembali insiden kartu merah, saya rasa itu bisa jadi bahan evaluasi wasit. Tidak ada peluang nyata mencetak gol saat itu karena gawang masih tertutup oleh dua pemain. Selain itu, waktu tambahan yang diberikan di babak kedua sangat tidak cukup. Kami hitung seharusnya ada 12 menit, tetapi wasit hanya memberikan 5 menit,” tambahnya.
Huistra menegaskan bahwa konsistensi kepemimpinan wasit adalah hal penting demi kemajuan sepak bola Indonesia.
“Jika terus begini, citra sepak bola kita akan rusak. Ini tidak hanya merugikan tim, tetapi juga penonton yang datang ke stadion dan yang menyaksikan di layar kaca,” tegasnya.
Huistra kembali memberi kepercayaan kepada Habibi Yusuf untuk menjadi starter di laga ini, usai tampil apik melawan Madura United. Namun, perubahan strategi tak mampu menyelamatkan Borneo dari kekalahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: