Siapa Yati Pesek yang Disebut Gus Miftah Sebagai Lon**?

Siapa Yati Pesek yang Disebut Gus Miftah Sebagai Lon**?

Gus Miftah dan Yati Pesek terlibat perdebatan.-ist-nomorsatukaltim.disway.id

JAKARTA,  NOMORSATUKALTIM — Nama pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah kembali menjadi sorotan setelah pernyataannya terhadap seniman legendaris, Yati Pesek, menuai kontroversi.

Dalam sebuah acara, Gus Miftah mengeluarkan candaan yang dianggap merendahkan dan tidak pantas, seperti menyebut “Untung jelek, kalau cantik jadi lonte” serta “Sampun expired iki susune.”

Pada video yang dibagikan akun X (Twitter) @Anak_Ogi, Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan mengundang Yati Pesek ke atas panggung.

Saat Yati Pesek naik ke panggung, Gus Miftah pun melontarkan candaan yang tak pantas.

"Niki wau lagune Bajing Loncat, baji**** kulo ajak munggah (ini tadi lagunya berjudul Bajing Loncat, kalau baji***** saya ajak naik)," kata Gus Miftah dikutip Kamis, 5 Desember 2024.

Pesinden senior itu yang mendengarnya pun tampak kaget.

BACA JUGA: Ini Kata Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik Jelang Pengumuman Pemenang Pilkada Serentak 2024

"Ngunekke aku bajingan, iki sampeyan enom tapi arep dadi guruku lo (ngatain aku bajingan, ini si sini kamu meski lebih muda mau aku jadikan guru lho)," ujar Yati.

Namun, ucapan Gus Miftah tidak berhenti disitu saja, pendakwah asal Sleman itu justru mengatakan kalimat yang dinilai melecehkan dan menghina fisik Yati Pesek.

"Kulo bersyukur Bude Yati elek, mulo jadi sinden nek ayu dadi lon** iki (saya bersyukur Bude Yati jelek makanya jadi sinden, kalau cantik udah jadi pelacur," ucapnya.

Mendengar pernyataan itu, Yati Pesek pun tampak emosi.

"Saiki kok koe dadi suarane ngono? untung gus, sampeyan siki neng kene dadi.. eh ora ustaz kok yo, kyai juga dudu yo (Sekarang kok gini omonganmu, untung gus kamu sekarang di sini, tapi bukan ustaz ya, kyai juga bukan)," kata Yati Pesek.

BACA JUGA:  Pria Disabilitas Tanpa Lengan Jadi Tersangka Pelecehan Seksual, Korban 10 Orang, Kok Bisa?

Kemudian, Gus Miftah pun kembali berkata dengan nada yang melecehkan.

 

"Saiki ajeng kulo tenani modar diset kulo, iso keracunan wis expired su**ne (Mau saya betukan, tapi takut mati duluan. Saya bisa keracunan soalnya udah kedaluwarsa)," balas Miftah lagi.

Candaan tersebut tampak membuat Yati Pesek, yang memiliki nama asli Suyati Sumaryo, terlihat tidak nyaman. Meski demikian, Gus Miftah terus melontarkan pernyataan yang dianggap publik sebagai "sampah verbal." Insiden ini memancing reaksi keras dari masyarakat yang mengecam gaya humor tersebut.

Yati Pesek, Seniman Berjasa yang Dihormati

Yati Pesek adalah sosok yang dihormati dalam seni pertunjukan dan ketoprak di Indonesia. Pada Juli 2009, Keraton Surakarta Hadiningrat menganugerahkan gelar kehormatan Nawala Kekancingan kepada Yati Pesek atas dedikasi dan kontribusinya selama 45 tahun di dunia seni.

Melalui gelar tersebut, ia mendapatkan nama baru, Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Walitodiningrum, yang mencerminkan penghargaan tertinggi bagi seniman Jawa seperti dirinya. Penghormatan itu adalah pengakuan atas komitmen Yati Pesek dalam melestarikan seni budaya tradisional, yang menjadi kebanggaan masyarakat Jawa.

Pernyataan Gus Miftah yang dianggap merendahkan ini memicu gelombang kritik di media sosial dan ruang publik. Banyak yang menilai, sebagai seorang pendakwah, Gus Miftah seharusnya lebih menjaga ucapannya dan memberikan teladan yang baik.

“Seniwati sekelas Yati Pesek sudah selayaknya dihormati. Dia adalah simbol perjuangan seni tradisional. Guyonan seperti itu sangat tidak pantas,” tulis salah seorang warganet di Twitter.

Beberapa tokoh seni dan budaya juga angkat bicara. Mereka menegaskan bahwa penghormatan terhadap seniman tradisional adalah bagian penting dari menjaga marwah budaya bangsa.

Banyak pihak mendesak Gus Miftah untuk meminta maaf secara terbuka kepada Yati Pesek atas pernyataannya. Permintaan maaf dinilai sebagai langkah penting untuk memperbaiki hubungan dan meredakan kontroversi yang tengah berkembang.

 

Hingga berita ini ditulis, Gus Miftah belum memberikan tanggapan resmi terkait kecaman tersebut. Namun, publik berharap peristiwa ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata, terlebih ketika menyangkut sosok yang dihormati dan berjasa bagi budaya bangsa. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: