Mengenal Hayat Tahrir al-Sham dan Kelompok Oposisi di Suriah yang berhasil Merebut Aleppo

Mengenal Hayat Tahrir al-Sham dan Kelompok Oposisi di Suriah yang berhasil Merebut Aleppo

Pejuang oposisi Suriah setelah memasuki desa Anjara, pinggiran barat Aleppo, pada 28 November 2024 .-Ap Photo.-

NOMORSATUKALTIM – Hayat Tahrir al-Sham atau HTS adalah kelompok oposisi bersenjata terbesar yang berhasil mengusir pasukan rezim dari Aleppo. Siapa sebenarnya mereka?

Para pejuang oposisi Suriah telah melancarkan serangan kilat, merebut sebagian besar wilayah Aleppo dan tiba di selatan Hama dalam hitungan hari ketika pasukan pemerintah mundur.

Perolehan pemberontak yang cepat - yang paling signifikan sejak 2016 - telah mendorong berbagai faksi oposisi Suriah kembali ke dalam sorotan.

Sejak respons brutal Presiden Bashar al-Assad terhadap aksi demonstran tahun 2011 lalu, ternyata menyebabkan sebagian besar orang mengangkat senjata untuk membela diri. Situasi ini ternyata melahirkan kelompok-kelompok oposisi bersenjata. Dalam perjalanannya, para kelompok oposisi ini bersekutu dengan kelompok yang lain dan tak menutup fakta pula beberapa kali terpecah.

Berikut adalah kelompok-kelompok oposisi di Suriah:

Operasi Pencegahan Agresi
Kelompok payung ini dibentuk untuk mengoordinasikan operasi militer. Kelompok ini berkembang dari pusat operasi Fateh al-Mubin, yang mengawasi kegiatan oposisi bersenjata di Suriah barat laut di bawah kendali Pemerintah Keselamatan Suriah (SSG).

SSG adalah pemerintahan teknokratis yang berbasis di Idlib untuk wilayah-wilayah yang dikuasai oposisi di bagian utara dan didirikan pada tahun 2017.

Hayat Tahrir al-Sham (HTS)
HTS adalah kelompok pejuang terbesar dalam Operasi Pencegahan Agresi. Dikutip Aljazeera, sebelumnya HTS bernama Jabhat al-Nusra, kemudian berubah menjadi Jabhat Fateh al-Sham. Kelompok ini merupakan kelompok faksi-faksi yang bersekutu, termasuk Jabhat Fateh al-Sham, Liwa al-Haqq, Jabhat Ansar al-Din, dan Jaysh al-Sunna.

Pada awal perang Suriah, Jabhat al-Nusra dibentuk pada tahun 2012 oleh ISIL (ISIS), yang kemudian terpecah setahun kemudian dan menyatakan kesetiaan kepada al-Qaeda.

Kelompok ini memutuskan hubungan dengan al-Qaeda dan bergabung dengan faksi-faksi lain untuk mengubah namanya menjadi HTS pada tahun 2017. HTS saat ini menguasai Idlib dan diperkirakan memiliki sebanyak 30.000 pejuang.

HTS juga memiliki kendali ekonomi atas petak-petak wilayah dan sumber daya di sana, termasuk minyak bumi, yang merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi HTS, seperti halnya penyeberangan perbatasan Bab al-Hawa dengan Turkiye.

HTS sebagian besar didanai sendiri dan diketahui mengendalikan SSG. Bahkan mereka berani mengumumkan kepada masyarakat Aleppo berbagai menteri SSG yang berbasis di Idlib sekarang akan melayani Aleppo juga.

Front Nasional untuk Pembebasan (NFL)
Kelompok opsisi yang lebih kecil membentuk NFL dan berpartisipasi pula dalam Operasi Pencegahan Agresi, termasuk Jaish al-Nasr, Korps Syam dan Tentara Pembebasan Idlib.

Kelompok ini didirikan di Idlib pada tahun 2018. NFL mencakup beberapa faksi di Suriah utara, beberapa di antaranya juga berada di bawah payung Tentara Pembebasan Suriah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: