Pj Gubenur Dorong Pemilik IUP di Kaltim Tranformasi Lahan Eks Tambang Jadi Pertanian
Pj Gubernur Kaltim, Akmal Malik didampingi oleh Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono memberikan keterangan pers, di lahan eks tambang Berau Coal.-(Disway Kaltim/ Salsa)-Nomorsatukaltim
Sementara itu, Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal, Arief Wiedhartono menyampaikan, kakao merupakan tanaman tropis yang dikembangkan di Indonesia. Bahkan di Kabupaten Berau, coklat dan karet sudah ada sejak zaman Belanda.
"Memang hari ini umumnya orang tahu sawit. Kita sudah pelajari dan mencoba di area tambang dan di sekitar masyarakat, ternyata itu cocok," ungkap Arif saat diwawancarai NOMORSATUKALTIM.
BACA JUGA: KUR BRI Jadi Penyelamat Usaha di Masa Pandemi COVID-19
BACA JUGA: Semua Transaksi Bisa Dilakukan dengan 1 Aplikasi; BRI Mobile
Kendati demikian, terdapat kendala setelah budidaya kakao, yakni soal pemasaran. Namun, pihaknya terus membantu petani dengan cara membeli produk pertanian dari para petani.
"Kami olah (kakao), karena produk sebelumnya, yang dihasilkan petani kualitasnya kurang bisa diterima oleh pasar. Jadi prosesnya kita ambil alih. Dikarenakan perlu ada hal teknis yang dilakukan. Apalagi kami sudah punya pabrik dan itu sudah diterima oleh market. Beberapa kita ekspor juga ke Belanda, Italia, dan Jepang sudah kirim sampel," urainya.
Arif bilang, bahwa penghasil coklat besar terdapat di wilayah Afrika dan Indonesia. Namun, Indonesia sendiri sempat mengalami penurunan harga.
"Tapi sekarang harganya sangat baik, sehingga kita menjadi lebih semangat. Petani sangat antusias untuk masuk ke tanaman coklat. Kendalanya hari ini barang belum masuk, makanya kita intensif di kebun bekas tambang," ujarnya.
BACA JUGA: Gedung Baru Kantor Kepala Kampung Teluk Alulu Telah Diresmikan, Pacu Semangat Pelayanan Masyarakat
BACA JUGA: Bayar UKT Bisa Lewat ATM BRI dan BRImo, Mahasiswa Bisa Nikmati Kelebihan dan Keuntungannya
Sebelumnya, Berau Coal melakukan penanaman bibit pisang di lahan eks tambang, dan pertumbuhannya sangat baik.
Kemudian menanam kakao, secara ekosistem juga ramah dengan lingkungan.
Diketahui, PT Berau Coal bekerja sama dengan Puslitkoka menyediakan bibit unggul dan menyerap sekitar 100 ton biji kering pertahunnya. Serta melatih para petani untuk cara menanam coklat yang baik.
"Kita lakukan pendampingan jadi petani punya kepastian bibit yang baik dan terampil dan semakin berkembang. Anak-anak muda juga nanti tidak hanya bekerja di tambang, tapi bisa melestarikan pertanian," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: