Pameran CIYAAAT! Ajak Mahasiswa Sadar Isu Korupsi Lewat Instalasi Karya Seni

Pameran CIYAAAT! Ajak Mahasiswa Sadar Isu Korupsi Lewat Instalasi Karya Seni

Pengunjung pameran CIYAAAT!-Disway/Salsa-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Pameran CIYAAAT! mengajak elemen mahasiswa untuk sadar isu korupsi melalui instalasi karya seni.

Selain melalui karya seni, juga digelar diskusi yang membahas tentang “Demokrasi Transaksional dan Model Korupsi Ekstraktivisme di Kalimantan Timur”.

Salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Mulawarman (Unmul), Hamzah menyampaikan, pameran ini merepresentasikan tindak perilaku korupsi yang ada di Indonesia, terutama di Provinsi Kalimantam Timur.

Kendati demikian, sebagai pengunjung dan peserta diskusi, Hamzah memiliki tantangan tersendiri untuk memahami makna atau tujuan dari objek yang dipamerkan.

BACA JUGA : KPU Kukar Umumkan Masa Sanggah dari Masyarakat Terkait Bapaslon, Catat Tanggalnya

Sebagai contoh, pameran karya Dahri Dahlan berjudul Distangsi, Hamzah menyebut di dalam televisi itu memperlihatkan seseorang yang sedang menikmati makanan enak dengan banyak lauk.

Sementara di hadapan televisi tersebut disediakan hidangan nasi, kerupuk, kecap, serta air putih.

“Di awal saya kebingungan mengenai makna dalam pameran ini, tapi setelah beberapa lama kemudian akhirnya saya paham bahwa pameran ini menunjukan tentang distangsi atau jarak,” ucapnya kepada Nomorsatukaltim.

“Maksudnya itu ada jarak antara masyarakat dan para petinggi. Dimana para petinggi bisa makan enak serta ditonton oleh masyarakat dengan kondisi yang berbeda,” sambungnya.

BACA JUGA : Instalasi Audio Visual Jadi Medium Seniman Kampanye Bahaya Praktik Korupsi di Kaltim

Kemudian, saat Hamzah menyimak diskusi dalam rangkaian pameran tersebut.

Ia pun menjadi sadar atas fenomena tindakan-tindakan curang pemerintah yang merugikan negara.

Seperti tindakan suap, gratifikasi, dan juga bentuk-bentuk demokrasi transaksional.

"Diskusi ini membuka pandangan mahasiswa FIB juga, oh ternyata tidak harus anak hukum yang melek hukum, semua orang harus melek hukum atau taat aturan,” sebut mahasiswa jurusan Sastra Indonesia tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: