Dituding Tunggangi Aksi Blokade Warga, Anggota DPRD Paser Ini Sikapi Santai
Blokade yang dilakukan warga tak menginginkan jalan umum dijadikan jalur hauling batu bara di Kecamatan Batu Sopang.-Disway/Awal-
"Saya sampaikan kepada emak-emak tolonglah berizin dulu, tapi mereka yang laki-laki enggak menghiraukan, berizin atau tidak. Kata warga mereka murni turun, karena sudah geram dengan hauling batu bara dan kenapa pemerintah diam," terang Politisi NasDem itu.
Dia mengungkapkan sempat disemprot juga oleh emak-emak.
"Saya dibentak juga, ibu kalau enggak berfungsi tidak usah di sini (lokasi)," ucap dia menirukan ucapan emak-emak.
Kegeraman warga dikatakan Aspiana karena sempat ada yang terserempet dan tidak ada yang bertanggungjawab.
Belum lagi sikap diamnya pemerintah daerah mengenai lalu-lalang truk bermuatan batu bara melintas di jalan umum.
Puncaknya, pada 27 Desember 2023 aksi blokade yang dilakukan warga dengan memasang kursi di jalan diterobos paksa oleh sopir truk batu bara dan viral diberbagai platform media.
Saat peristiwa itu Aspiana baru saja selesai berbelanja dan melihat banyak truk di jalan negara Desa Batu Kajang.
Dirinya bersama personel Polsek Batu Sopang dan Koramil 06/Batu Sopang berupaya agar situasi tetap kondusif, tak chaos antara warga dan sopir truk.
"Waktu anarkis sopir itu, orang Polsek ngomong sama saya tolong jaga warga, dan Polsek jaga sopir, luar biasa paniknya saat itu," akunya dibalik ponsel.
Perihal adanya dugaan aksi warga ditunggangi, Aspiana menegaskan bahwa dirinya tidak 'masuk angin'.
"Di grup WA (WhatsApp) dikatakan anggota DPRD masuk angin, saya membuktikan bahwa saya tidak masuk angin, enggak masuk akal. Kalau katanya ada tunggangan politik, bu Dian turun juga loh, dan juga banyak caleg-caleg ke situ antar nasi maupun snack. Mohon maaf kalau ada yang bilang ini ditunggangi politik, saya turun juga karena ada fungsi pengawasan DPRD," sebutnya.
Aspiana berharap Pemkab Paser daerah ada ketegasan mengenai peristiwa di Batu Kajang yang hampir dua pekan ini. Jangan sampai ada keributan antara warga dan sopir.
"Siapa yang tega melihat warga tidur di trotoar (menjaga jalan umum), masa pemerintah daerah tega melihat itu," sentilnya.
Dia mengatakan jika batu bara yang diangkut dari salah satu perusahaan tambang di Kalimantan Selatan itu ditolak melintas di Tabalong.
"Tanjung Tabalong loh menolak (melintas), kenapa Kabupaten Paser Kalimantan Timur terima, ini perlu ketegasan dari pemerintah," harap Aspiana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: