Dituding Tunggangi Aksi Blokade Warga, Anggota DPRD Paser Ini Sikapi Santai

Dituding Tunggangi Aksi Blokade Warga, Anggota DPRD Paser Ini Sikapi Santai

Blokade yang dilakukan warga tak menginginkan jalan umum dijadikan jalur hauling batu bara di Kecamatan Batu Sopang.-Disway/Awal-

Paser, NOMORSATUKALTIM - Sejumlah anggota DPRD Paser dari daerah pemilihan (Dapil) II dituding menunggangi aksi warga Batu Kajang memblokade jalan hauling batu bara.

Hal itu mengemuka saat hearing antara sopir truk roda 6 dan DPRD Paser, Rabu (3/1/2024).

Bahkan dalam rapat dengar pendapat (RDP) itu disebutkan nama anggota DPRD yang disinyalir berada dibalik aksi penolakan yang dilakukan warga sejak 25 Desember 2023 lalu.

Yakni Aspiana dan Dian Yuniarti. Kedua wakil rakyat dari Dapil II mencakup Kecamatan Muara Komam-Muara Samu-Batu Sopang dan Kuaro.

Dikonfirmasi mengenai namanya disebut dalam RDP dan diduga menunggangi aksi penolakan warga, Aspiana cukup santai menanggapi tudingan yang disampaikan dalam hearing di ruang Bappekat DPRD Paser. Meurutnya hal tersebut biasa terjadi, di tahun politik semua dapat dikaitkan.

"Wajar saja ini tahun politik," ucap Aspiana, dikonfirmasi via seluler, Kamis (4/1/2024).

Dia menuturkan, jika aksi warga itu tak jauh dari rumahnya. Aspiana mengatakan saat terjadi pencegatan pada hari pertama dia sedang ada acara. Sehingga tak sempat memperhatikan ponselnya yang terus berdering.

Dirinya pun dijemput oleh emak-emak di rumahnya. Maksud dari kedatangan ibu-ibu itu ingin musyawarah membicarakan perihal mau aksi penolakan jalan umum dijadikan jalur hauling.

"Jadi pada saat itu saya lagi acara 100 hari, akhirnya saya didatangi warga ke rumah untuk ke sana (lokasi pencegatan)," sambungnya yang juga Anggota Komisi II DPRD Paser.

Lanjut Aspiana, jika saat itu ibu-ibu kebingungan. Karena baru mau musyawarah namun laki-laki sudah langsung terjun menahan truk bermuatan batu bara dan meminta untuk putar balik yang melintas di jalan negara poros Kecamatan Muara Komam-Batu Sopang-Kuaro.

Saat itu dia lebih dulu menanyakan perihal izinnya untuk melakukan aksi penolak hauling batu bara.

"Enggak (ada) bu, ini murni dari masyarakat enggak ada izin. Saya bilang harus lapor ke Polsek walaupun murni dari masyarakat," tutur dia.

Dirinya pun bingung dan mengkhawatirkan akan ada aksi anarkis atau terjadi kontak fisik. Ia akhirnya tiba di lokasi pada malam hari dan langsung menyampaikan kepada warga untuk jangan ada aksi.

Namun karena massa yang cukup banyak dia mengaku tak dapat membendung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: