Reaksi Hamas Tentang Rencana Netanyahu Usir Halus Warga Palestina: Kami Tetap Tinggal

Reaksi Hamas Tentang Rencana Netanyahu Usir Halus Warga Palestina: Kami Tetap Tinggal

Sayap pasukan Hamas Brigade Al-Qassam menentang tegas rencana Benjamin Netanyahu yang ingin usir warga Palestina dari Gaza secara sukarela.-Screenshoot/YouTube-

"Masalah kami adalah negara-negara yang siap menyerapnya dan kami sedang berupaya mengatasinya," kata Netanyahu, dilansir dari Quds News Network (QNN).

Netanyahu mengklaim dunia internasional telah mendiskusikan kemungkinan imigrasi sukarela.

"Dunia sudah mendiskusikan kemungkinan imigrasi sukarela," ujarnya seraya menambahkan sebuah tim khusus harus dibentuk.

"Untuk memastikan bahwa mereka yang ingin meninggalkan Gaza ke negara ketiga dapat melakukannya.

"Ini perlu diselesaikan. Ini soal kepentingan strategis setelah perang," sambung Netanyahu.
Pidato Netanyahu senada dengan pernyataan rasis yang dilontarkan oleh tokoh senior Likud, termasuk mantan menteri dari Likud Danny Danon.

Ia secara terbuka meminta negara-negara barat untuk membantu menerima pengungsi dari Gaza.
Di sisi lain warga Palestina sudah lama menegaskan seruan genosida Israel yang saat ini berlangsung di Gaza bertujuan untuk pengusiran permanen dari wilayah tersebut.

Israel benar-benar ingin menduduki Jalur Gaza sepenuhnya, pengeboman hari demi hari dilakukan, membunuh ribuan anak dan perempuan.

Hal ini terbukti di lapangan, jet tempur Israel menyerang dan menghancurkan apapun di Jalur Gaza agar tidak dapat dihuni.

Tujuannya sangat pasti bahwa Israel menginginkan warga Palestina dengan sukarela mau meninggalkan wilayah yang saat ini dikuasai oleh Hamas.

Penolakan Genosida

Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara Timur Tengah secara tegas telah menolak operasi pembersihan etnis secara paksa di Gaza.

Namun demikian Israel seolah tidak memiliki kuping, pasukan pertahananya, IDF, telah melanggar garis merah yang ditetapkan oleh dunia internasional sebelumnya.

Mesir dan Yordania dengan tegas menolak menerima warga Palestina di perbatasan.
Tragedi kemanusiaan ini mengingatkan kita pada Nakba tahun 1948 ketika milisi Zionis secara etnis membersihkan lebih dari 700.000 warga Palestina dari tanah air bersejarah mereka untk memberi jalan terbentuknya negara Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: