Gaya Hidup dan Ekonomi Jadi Faktor Banyaknya Perempuan Korban TPPO

Gaya Hidup dan Ekonomi Jadi Faktor Banyaknya Perempuan Korban TPPO

Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak DP3A Kukar, Marhaini.-(ist)-dp3a kukar

Kukar, NOMORSATUKALTIM - Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dinilai masih cukup memprihatinkan.

Hal tersebut dibuktikan dengan pengungkapan Polres Kukar beberapa bulan lalu, yang berhasil mengamankan lima pelaku TPPO. 

Adapun mayoritas yang menjadi korban TPPO yakni mulai dari anak di bawah umur hingga perempuan yang biasa dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial (PSK). 

Menurut Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar, ada beberapa faktor yang menyebabkan maraknya TPPO, salah satunya ialah karena faktor ekonomi. 

Hal tersebut diungkapkan langsung Kepala Bidang (Kabid)Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak (PHP2KH)DP3A Kukar, Marhaini, Senin (13/11/2023). 

 

"Kami telaah mayoritas itu semua karena faktor ekonomi, lalu ada faktor didikan orang tua, lingkungan dan sosial media,” ujarnya. 

Selain itu, juga ada faktor lain juga yang menyebabkan mereka (perempuan) terjerembab dalam TPPO, yakni tentang gaya hidup yang sangat tinggi. 

"Dengan gaya hidup yang tinggi. Otomatis mereka mencari uang dengan cara instan, " sebut Marhaini. 

Marhaini mengungkapkan DP3A Kukar terus berupaya melakukan pencegahan dengan terus melakukan sosialisasi di dua tempat.

Yaitu, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sudah dilakukan di lima kecamatan di Kukar. 

"Sosialisasinya mencakup kekerasan anak, seksual dan bullying. Apabila tahun ini kami mendapatkan anggaran yang cukup besar akan lebih gencar lagi sosialisasi di banyak titik, " ungkapnya. 

Menurutnya sosialisasi di tingkat SMP dan SMA memang diperlukan, mengingat para remaja ini dinilai masih rentan terpengaruh dan labil. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: