Makin Banyak Usia Dewasa Produktif Terserang Demam Berdarah

Makin Banyak Usia Dewasa Produktif Terserang Demam Berdarah

Ilustrasi - Petugas Dinas Kesehatan menunjukkan nyamuk saat melakukan kegiatan pemberantasan jentik. -(Antara)-

NOMORSATUKALTIM - Orang dewasa usia produktif terdata mengalami peningkatan terjangkit penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal ini diungkap Dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), dr. Dirga Sakti Rame M.Sc Sp.PD dalam diskusi penanganan DBD di Jakarta, Minggu (5/11/2023).

"Kalau lihat data persentase orang dewasa usia produktif meningkat. Artinya makin banyak orang dewasa kena DBD," ucap Dirga dikutip dari Antara, Senin (6/11/2023).

Dirga menjelaskan, usia dewasa produktif yang juga kerap menderita penyakit komorbid seperti diabetes, gagal ginjal dan lain-lain, menyebabkan serangan penyakit dengue menjadi lebih berat.

Menurutnya, setiap orang selama hidupnya bisa terkena DBD sebanyak empat kali. Penyakit ini tidak pandang bulu dan bisa menyerang anak hingga dewasa.

Maka itu, Dokter yang berpraktik RS EMC Pulomas ini mengkampanyekan vaksin untuk dewasa mulai dari usia 18-45 tahun.

"Untuk vaksin dengue usia 18-45 tahun diwajibkan vaksin sebanyak dua kali, dengan jeda tiga bulan untuk proteksi jangka panjang," kata Dirga.

Vaksin bisa diberikan kepada usia dewasa selama dalam kondisi sehat dan tidak sedang sakit akut.

Namun jika memiliki komorbid atau penyakit penyerta, tetap bisa melakukan vaksinasi dengan syarat komorbidnya terkontrol.

"Syaratnya komorbidnya terkontrol dengan minum obat rutin, tidak ada keluhan bermakna, dan konsultasi ke dokter terutama yang punya komorbid," katanya.

Ia menambahkan, untuk usia dewasa muda tanpa komorbid disarankan segera vaksin.

Vaksin digencarkan, karena hingga kini belum ada obat spesifik yang bisa menyembuhkan penyakit demam berdarah dengue.

Pengobatan yang selama ini dijalankan di rumah sakit adalah terapi suportif sesuai gejala yang dirasakan pasien.

Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan untuk memantau kadar hematokrit dan hemoglobin serta trombosit. Hal ini penting untuk memprediksi kesembuhan pasien.

Selain itu, jika pasien diperbolehkan pulang, disarankan untuk tetap beristirahat selama 1-2 minggu untuk mencegah post dengue fatigue atau kelelahan pasca dengue.

Penentuan pasien boleh pulang juga bukan hanya berdasar kadar trombosit, tapi harus memenuhi kriteria klinis tertentu.

"Ada kriteria klinis, bisa makan tidak, lemas atau tidak. Dicek juga parameter laboratorium hematokrit dan hemoglobin, kriteria setiap pasien juga beda-beda," ucap Dirga.

Ia berharap di masa mendatang, inovasi penelitian bisa memperluas jangkauan vaksinasi DBD untuk usia lanjut, untuk menekan angka kasus dan kematian akibat demam berdarah dengue.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: