Bankaltimtara

Akademisi Unmul Melihat Aksi Penjarahan dalam Demo sebagai Fenomena Gunung Es

Akademisi Unmul Melihat Aksi Penjarahan dalam Demo sebagai Fenomena Gunung Es

Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, menilai aksi mahasiswa sebagai ekspresi wajar publik atas kekecewaan mereka terhadap pemerintah dan DPR.-(Ist./ Dok. Pribadi)-

"Gedung-gedung ini mestinya melayani rakyat, bukan menutup diri,"tambahnya.

Terkait tuntutan mahasiswa, Castro menilai pemicunya adalah kesenjangan sosial-ekonomi yang semakin tajam antara wakil rakyat dan masyarakat umum.

BACA JUGA: 38 Korban Dirawat Usai Aksi Aliansi Mahakam, Mengalami Sesak Napas hingga Luka Benda Tumpul

BACA JUGA: Geram Unjuk Rasa di DPRD PPU, Massa Sampaikan 12 Tuntutan

"Ketika anggota DPR digaji berpuluh kali lipat dari rakyat banyak, itu menunjukkan arogansi. Publik melihat adanya disparitas yang menyakitkan. Belum lagi keputusan-keputusan presiden yang lebih berpihak pada investor lewat proyek strategis nasional, dengan mengambil tanah rakyat dan masyarakat adat," jelasnya.

Menurut Castro, kondisi itu menjadi gunung es dari berbagai persoalan yang sebelumnya juga menimbulkan kekecewaan publik.

Menanggapi maraknya penjarahan dan pembakaran dalam aksi-aksi di sejumlah daerah, Castro menilai hal tersebut merupakan reaksi spontan akibat kondisi ekonomi masyarakat yang memprihatinkan.

"Saya tidak setuju dengan penjarahan. Tapi kita harus memahami bahwa itu reaksi spontan. Belajarlah dari 1998, kita harus mengarahkan gerakan agar lebih terorganisasi dan terhindar dari praktik-praktik seperti itu," tuturnya.

BACA JUGA: Budgos Samarinda Kecewa Atribut Ojol Dicatut dalam Kericuhan Aksi DPRD Kaltim

BACA JUGA: Unjuk Rasa di Polres PPU, Massa Bakar Ban dan Sampaikan Tuntutan Reformasi Kinerja Kepolisian

Ia menambahkan, sebagian aksi penjarahan bahkan dilakukan oleh masyarakat yang terhimpit masalah ekonomi. 

Hal itu, menurutnya, seharusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah dan DPR untuk segera menyelesaikan persoalan mendasar rakyat.

Castro tak menutup kemungkinan peristiwa serupa bisa terjadi di Kalimantan Timur jika situasi terus dibiarkan. 

Ia menekankan pentingnya konsolidasi dan kepemimpinan dalam gerakan mahasiswa agar tidak mudah diprovokasi atau disusupi pihak tertentu.

BACA JUGA: Gaya Komunikasi Kerap Picu Sentimen Negatif Masyarakat, Pengamat Sebut Pejabat Publik Minim Empati

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait