Tanggapi Krisis Pangan di Long Apari Mahulu, Ekti Imanuel: Sebentar Lagi Bantuan Segera Dikirim
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel-istimewa-
Untuk itu, dia kembali menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan akses infrastruktur dasar di wilayah tersebut, baik dari Kubar-Mahulu, maupun menuju kawasan perbatasan.
“Tentu kita juga akan terus memperjuangkan akses jalan. Karena itu juga yang menjadi kendala selama ini. Untuk sekarang, pemerintah memang lagi konsen menyelesaikan 135 kilometer dari Tering-Mahulu. Mungkin nanti setelah itu juga akan konsen jalan dari Long Bagun sampai di Long Apari,” tegas Politisi Gerindra itu.
Sebagai informasi, dalam beberapa minggu terakhir ini, warga perbatasan Mahulu dihadapkan dengan sulitnya mendapatkan bahan kebutuhan pokok termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM).
Harga seluruh kebutuhan pokok selama beberapa minggu ini naik signifikan. Bahkan beras yang biasa dijual harga Rp400 ribu, sekarang tembus Rp1,2 juta. Kenaikan harga tersebut merata di semua jenis barang.
BACA JUGA: Sungai Mahakam Surut, Harga Beras di Long Apari Mahulu Tembus Rp 1 Juta
Harga bahan pokok di wilayah tersebut memang jauh berbeda dengan daerah lain di Kaltim. Itu disebabkan karena akses menuju wilayah perbatasan sangat sulit, belum ada akses jalan.
Sehingga, saat kondisi Sungai Mahakam yang menjadi akses transportasi utama surut, maka distribusi bahan pokok juga ikut terhambat.
Warga setempat mengharapkan agar pemerintah tidak hanya hadir untuk memberikan solusi sesaat tapi perlu mempertimbangkan solusi jangka panjang.
“Ini adalah cerita yang selalu berulang setiap tahun jika terjadi kemarau, dan layaknya putar ulang cerita film sinetron,” kata Camat Long Apari, Petrus Ngo.
BACA JUGA: Kemarau Tiba, Sungai Mahakam Surut, Warga Mahulu Kesulitan Dapat Bahan Pokok dan BBM
Menurut Petrus, kondisi ini sebenarnya sudah lama disuarakan bahkan setiap tahun. Namun sayangnya aspirasi tersebut terkesan diabaikan, terbukti sampai saat ini akses transportasi darat ke wilayah perbatasan tak kunjung dibangun.
“Kami masyarakat perbatasan sangat butuh jalan darat yang layak, yang manusiawi dilalui. Selama ini, Sungai Mahakam adalah jalur transportasi utama yang kami harapkan. Tapi di balik itu, mau berapa ratus sudah nyawa masyarakat perbatasan yang mati tenggelam akibat long boat, speed boat, mesin ketinting karam, belum lagi kerugian harta benda,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
