Bankaltimtara

Mahulu Kirim 6 Siswa Terbaik Ikuti Seleksi Paskibraka Provinsi, Berharap Tembus Nasional

Mahulu Kirim 6 Siswa Terbaik Ikuti Seleksi Paskibraka Provinsi, Berharap Tembus Nasional

Siswa-siswi asal Mahulu yang dikirim untuk mengikuti seleksi Paskibraka tingkat provinsi.-(Foto/ Dok. Kesbangpol Mahulu)-

MAHULU, NOMORSATUKALTIM - Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu (Pemkab Mahulu) berharap tahun ini ada utusan dari Mahulu yang terpilih mewakili Kaltim menjadi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) tingkat nasional. 

Pemkab Mahulu melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) telah mengirimkan 6 peserta terbaik untuk mengikuti seleksi lanjutan ke tingkat provinsi, setelah sebelumnya lolos seleksi di tingkat kabupaten. 

Kepala Kesbangpol Mahulu Angelbertus Ibrahim menyampaikan bahwa proses seleksi telah dipersiapkan sejak awal tahun 2025. 

Menurutnya, Hal ini sejalan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) rekrutmen Paskibraka yang mengatur agar kabupaten/kota menyiapkan calon peserta sebelum proses seleksi ke tingkat yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Dispora Kaltim Bakal Wujudkan Atlet Berbakat Lewat Program PPPLPD

“Persiapan kita laksanakan sekitar bulan Januari akhir setelah kita melaksanakan rakor kemarin di Paskibraka di Jakarta,” ujarnya, Senin (12/5/2025)

Seleksi awal dilakukan di 5 kecamatan yang tersebar di wilayah Mahakam Ulu, yaitu Long Hubung, Long Bagun, Long Apari, Long Pahangai, dan Laham. 

Meski idealnya seleksi dilakukan secara terpusat. Namun kondisi geografis Mahulu yang sulit dijangkau membuat tim seleksi harus langsung mendatangi lokasi para peserta.

“Jadi ada lima kecamatan kita running. Walaupun sebenarnya rekrutan Paskibraka itu kan harusnya terpusat di satu tempat, tetapi untuk Mahakam Ulu agak sulit dilaksanakan seperti itu,” jelasnya.

BACA JUGA: Polda Kaltim Tangkap Pelaku Pungli Bersenjata Tajam di Dua Daerah Berbeda

Dalam pelaksanaannya, seleksi kali ini menghadapi berbagai tantangan, terutama karena berbasis teknologi informasi (IT).

Keterbatasan infrastruktur jalan antar kecamatan dan akses internet menjadi hambatan utama dalam pelaksanaan seleksi berbasis online.

“Pertama adalah tantangan itu aksesibilitas jalan dari satu kecamatan ke kecamatan yang lain dari ibu kota kabupaten ke kecamatan-kecamatan itu kan memang akses jalannya masih kurang memadai lah,” ungkapnya.

Selain akses jalan, kondisi jaringan internet di beberapa wilayah juga menjadi tantangan tersendiri karena beberapa tahapan seleksi, seperti tes wawasan kebangsaan dan tes intelegensi umum, dilakukan secara daring. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait