Tempati Posisi Kedua Pengangguran Tertinggi di Kaltim, Ini Kata Bupati Kutim
Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.-Sakiya/Disway Kaltim-
“Catatan tenaga kerja itu tidak hanya dipusatkan kepada tenaga kerja formal. Yang informal juga kita dorong. UMKM misalnya, satu UMKM bisa mempekerjakan tiga atau empat orang, dan itu harus kita hitung,” ujarnya.
Pemerintah terus mendorong sektor UMKM agar lebih produktif, karena kontribusinya dianggap sangat efektif dalam menyerap tenaga kerja lokal.
Pelatihan, pendampingan usaha, dan akses permodalan menjadi intervensi yang disiapkan pemerintah.
BACA JUGA:Bupati Kutim Tanggapi Aksi Tanam Pisang di Jalan Pertanian Singa Geweh
Selain berupaya menekan pengangguran, pemerintah juga memperluas perlindungan bagi pekerja rentan. Ardiansyah menjelaskan bahwa banyak masyarakat Kutim bekerja tanpa penghasilan tetap, sehingga mereka harus mendapatkan perlindungan sosial ketenagakerjaan.
“Kita paham, banyak masyarakat yang pendapatannya tidak pasti. Karena itu, mereka kita masukkan dalam jaminan sosial ketenagakerjaan, khususnya BPJS Ketenagakerjaan kategori pekerja rentan,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan 160 ribu peserta BPJS Ketenagakerjaan kategori pekerja rentan pada 2025. Langkah ini diharapkan mampu memberikan jaring pengaman sosial yang lebih kuat bagi masyarakat pekerja.
Hingga September 2025, program ini telah menunjukkan kemajuan signifikan dengan 96 ribu pekerja rentan berhasil terdaftar. Jumlah ini disebut Ardiansyah sebagai capaian penting meski target masih harus terus dikejar hingga tahun depan.
“Di 2025, bulan September itu sudah tercapai 96 ribu. Semoga saja sampai tahun depan target 150 ribu atau bahkan lebih bisa tercapai,” katanya.
BACA JUGA:Dana Desa Tahap II Tertahan Akibat PMK 81/2025, 62 Desa di Kutim Terdampak
Ardiansyah menegaskan bahwa penanganan pengangguran tidak bisa selesai dalam waktu singkat.
Namun, pemerintah daerah disebutnya telah menyusun sejumlah langkah strategis yang akan terus dijalankan secara berkesinambungan.
Ia juga memastikan bahwa pemerintah akan meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal, memperkuat sektor investasi, serta menyelaraskan kebutuhan industri dengan kompetensi masyarakat agar peluang kerja lebih terbuka.
“Kalau tahun ini belum selesai, kita akan lanjutkan sampai mampu menurunkan posisi pengangguran di Kutim,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
