Perayaan HUT ke-26 Kutai Barat Dinilai Perlu Evaluasi dan Penataan yang Lebih Terencana
Suasana lapak UMKM di area festival perayaan HUT Kutai Barat ke-26.-Eventius/Nomorsatukaltim-
BACA JUGA: Balap Ketinting Kelas Piston 75 mm di Festival Dahau Kutai Barat, Siapkan Mesin Berminggu-minggu
Pemerintah daerah diharapkan menyiapkan lokasi khusus yang dapat digunakan secara berkelanjutan, terutama bagi pelaku usaha lokal seperti penjual pakaian tradisional, kerajinan tangan, maupun produk khas daerah lainnya.
“Dari sisi pengelolaan tempat pameran untuk mereka yang punya UMKM, baik pakaian tradisional atau bentuk lainnya, pemerintah harus menyiapkan tempat yang sudah tinggal mereka datang dan menempatkan di situ. Supaya kelihatannya lebih terencana dengan baik,” ujarnya.
Ridwai menegaskan, konsep penataan permanen bukan sekadar untuk memperindah area kegiatan, tetapi juga menjadi wujud dukungan konkret pemerintah terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Dengan adanya sarana yang bisa digunakan secara berkelanjutan, pelaku UMKM tidak lagi bergantung pada momentum festival tahunan, melainkan bisa terus beraktivitas sepanjang tahun.
BACA JUGA: Ratusan Peserta Meriahkan Lomba Belogo di Taman Budaya Sendawar
Selain pembenahan fasilitas, Ridwai juga menyoroti pentingnya memperkuat kegiatan yang berhubungan dengan olahraga tradisional dalam rangkaian acara HUT Kutai Barat selanjutnya.
Menurutnya, kegiatan semacam ini bukan hanya menghibur, tetapi juga menjadi upaya pelestarian budaya lokal yang patut dijaga dan dikembangkan.
“Harapan kita, ke depan jenis-jenis acaranya memang harus lebih banyak yang terfokus pada olahraga tradisional. Itu yang harus kita perkuatkan,” tegasnya.
Ia menilai, olahraga tradisional memiliki nilai budaya tinggi yang mencerminkan identitas masyarakat Kutai Barat.
BACA JUGA: Festival Dahau Kutai Barat 2025 Resmi Dibuka, 16 Hari Perayaan Budaya dan Persaudaraan Multietnis
Dengan memperbanyak kegiatan semacam ini, perayaan HUT tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga media pembelajaran dan pelestarian budaya daerah.
“Kalau olahraga tradisional diperbanyak, generasi muda akan semakin mengenal akar budayanya sendiri. Itu penting agar kegiatan tahunan ini bukan sekadar pesta, tetapi juga menjadi bagian dari pembangunan karakter daerah,” ujarnya.
Ridwai menambahkan, dirinya optimistis jika konsep penataan yang lebih permanen dan fokus kegiatan yang lebih terarah dapat diterapkan pada perayaan HUT Kutai Barat tahun depan, maka hasilnya akan jauh lebih baik.
Ia berharap, Pemkab Kutai Barat mulai merancang hal tersebut sejak dini agar semua persiapan berjalan matang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
