Atasi Penumpukan, DLH Kutai Barat akan Jadikan TPA Belaw sebagai Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu
Kondisi TPS Belaw Kutai Barat yang semakin menggunung.-Eventius/Nomorsatukaltim-
KUTAI BARAT, NOMORSATUKALTIM — Kepala Bidang PSLB3 PK Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kutai Barat, Josua Silaban, menegaskan pentingnya transformasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Belaw menjadi Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST).
Josua menjelaskan, TPA Belaw saat ini masih menjadi lokasi utama pembuangan sampah di Kutai Barat. Namun, volume sampah yang terus meningkat setiap hari membuat kapasitasnya semakin terbatas dan rawan menimbulkan dampak lingkungan.
Transformasi TPA menjadi TPST bertujuan agar sampah tidak sekadar ditimbun, melainkan dapat diolah, dimanfaatkan kembali, dan diubah menjadi produk bernilai tambah.
“TPA Belaw sekarang diarahkan menjadi TPST. Tujuannya agar sampah tidak hanya ditimbun, tetapi juga bisa diolah dan dimanfaatkan kembali. Ini langkah strategis untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan,” ujar Josua saat dikonfirmasi NOMORSATUKALTIM, Sabtu 18 Oktober 2025.
BACA JUGA: Disdikbud Kutai Barat Verifikasi Ketat Data Penerima Beasiswa, Anggaran Rp1,5 Miliar Masih Kurang
Menurut Josua, salah satu tantangan utama adalah tingginya timbulan sampah rumah tangga dan sektor usaha yang masih belum dilakukan pemilahan. Sampah organik dan anorganik bercampur sehingga sulit diolah dan didaur ulang.
“Masih banyak masyarakat dan pelaku usaha yang belum memilah sampah dari sumbernya. Semua sampah langsung dibuang ke TPA, sehingga kapasitas TPA cepat penuh dan pengolahan menjadi terbatas,” tambahnya.
DLH Kutai Barat telah menyiapkan sejumlah program pendukung, termasuk pembentukan Bank Sampah Unit di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan edukasi pengelolaan sampah bagi pelaku usaha.
Program ini diharapkan menjadi langkah awal menumbuhkan kesadaran masyarakat dan dunia usaha dalam mengelola sampah.
BACA JUGA: Anggaran Daerah Dipangkas Pusat, DPRD Kubar Ungkit Silpa Rp1,5 Triliun di 2024
“Kita ingin ASN bisa menjadi teladan. Jika pegawai negeri sadar pentingnya pengelolaan sampah, masyarakat akan mengikuti. Perubahan harus dimulai dari internal pemerintah,” kata Josua.
Transformasi TPA Belaw menjadi TPST juga melibatkan penggunaan teknologi sederhana untuk pengolahan sampah organik menjadi kompos, serta pemilahan sampah anorganik untuk didaur ulang.
Dengan pendekatan ini, TPA Belaw diharapkan tidak lagi sekadar menjadi tempat pembuangan, tetapi juga pusat pengelolaan sampah modern di Kutai Barat.
“Kami berharap seluruh pihak, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat, ikut serta. Kalau semua berpartisipasi, TPST bisa berfungsi optimal dan memberikan manfaat bagi lingkungan,” tegas Josua.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
