Bankaltimtara

Batik GAHARU, Olah Kreativitas Warga Binaan dari Balik Jeruji Rutan Tanjung Redeb

Batik GAHARU, Olah Kreativitas Warga Binaan dari Balik Jeruji Rutan Tanjung Redeb

Yudhi Khairuddin saat memamerkan batik karya warga binaan Rutan Kelas IIB Tanjung Redeb.-AZWINI/ DISWAY KALTIM-

BACA JUGA:Pemkab Berau Target Perluas Lahan Kakao hingga 100 Hektare Tiap Tahun

Bahkan, karya warga binaan Rutan Tanjung Redeb mencatat omzet penjualan tertinggi ketiga pada ajang tersebut.

“Alhamdulillah, kami membawa nama Kalimantan Timur. Ini bukti bahwa warga binaan bisa berkarya dan menghasilkan meski dari balik jeruji,” ungkap Yudhi.

Batik Gaharu dibanderol mulai Rp 850 ribu dengan kualitas yang dijaga melalui penggunaan pewarna alami dari daun, kulit kayu, hingga akar-akaran. 

Setiap kain diproduksi secara terbatas, sehingga memiliki keunikan tersendiri.

“Untuk pemasarannya bisa melalui website rutantanjungredeb.com. Di situ masyarakat dapat melihat langsung ragam produk, harga, hingga informasi galeri,” jelasnya.

BACA JUGA:Krisis Ruang Arsip, Pemkab Berau Mulai Bangun Depo Permanen 3 Lantai

Tak hanya memfasilitasi karya, Rutan Tanjung Redeb juga menjalin pembahasan dengan BRI agar setiap warga binaan memiliki buku tabungan sendiri. 

Skema ini disiapkan agar pendapatan mereka tersimpan aman dan dapat dimanfaatkan keluarga di rumah.

“Kami ingin memastikan mereka mendapat income yang layak. Harapannya, saat keluar nanti, mereka tidak kembali pada hal-hal negatif. Apalagi Putri Maluang juga sudah berkomitmen akan merekrut warga binaan terampil sebagai karyawan setelah bebas,” ungkap Yudhi.

Selain batik, warga binaan juga membuat kerajinan rajut seperti tas kecil, dompet, hingga aksesori. Ada pula gantungan kunci berbentuk udang yang terbuat dari limbah plastik sebagai bentuk edukasi daur ulang dan kepedulian lingkungan. 

Kini, Rutan Tanjung Redeb tengah bersiap mengikuti pameran berikutnya. Mereka berencana tampil bersama Putri Maluang, membawa produk yang semakin matang dan bervariasi.

BACA JUGA:Angka Kemiskinan Berau Turun ke 4,4 Persen, Gamalis: Jangan Puas Warga Harus Benar-benar Mandiri

GAHARU menjadi bukti bahwa ruang sempit tidak selalu membatasi mimpi. Di tangan para warga binaan, canting, malam, dan kain berubah menjadi seni bernilai ekonomi.

Yudhi berharap ke depan GAHARU dapat menjadi wadah yang membantu warga binaan kembali menemukan tempatnya di tengah masyarakat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: