Bankaltimtara

Otoritas Bandara Minta Pemkab Berau Jaga Okupansi Agar Maskapai Tak Tinggalkan Kalimarau

Otoritas Bandara Minta Pemkab Berau Jaga Okupansi Agar Maskapai Tak Tinggalkan Kalimarau

Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin.-Azwini/Disway Kaltim-

BERAU, NOMORSATUKALTIM – Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Balikpapan, Ferdinan Nurdin meminta pemkab Berau menjaga okupansi pengunjung.

Ia menegaskan bahwa keberlangsungan maskapai di Bandara Kalimarau, sangat bergantung pada tingkat keterisian kursi penumpang atau okupansi, seiring dengan masuknya maskapai Air Asia.

Ia mengingatkan rendahnya okupansi dapat membuat maskapai memilih hengkang dan menutup rute penerbangan yang ada.

“Okupansinya terpenuhi sekitar 80%, kalau kurang dari itu saya khawatirkan mereka akan kabur. Karena itu saya titip Kalimarau ke Pemda Berau supaya benar-benar diperhatikan,” ujar Ferdinan usai menghadiri inagurasi penerbangan perdana Air Asia di Bandara Kalimarau, Kamis 2 Oktober 2025.

Ferdinan menjelaskan, maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) seperti AirAsia membutuhkan rata-rata okupansi minimal 80 persen agar dapat beroperasi secara berkelanjutan.

Apabila keterisian kursi berada jauh dibawah angka tersebut, maskapai akan mempertimbangkan kelanjutan operasionalnya.

“Maskapai ini bisnis. Kalau okupansi tidak terpenuhi, mereka bisa tinggalkan kita. Jadi, menjaga keterisian kursi itu sangat penting,” ucapnya.

Lebih jauh, Ferdinan menilai kunci utama mendongkrak okupansi penerbangan di Berau adalah sektor pariwisata. Pasalnya, 85 persen pasar AirAsia berorientasi pada penerbangan internasional.

Sementara Berau, dengan wisata bahari unggulannya seperti Pulau Derawan, Maratua, dan kekayaan alam lainnya, memiliki daya tarik yang bisa dipasarkan ke wisatawan mancanegara.

“AirAsia core bisnisnya memang lebih ke wisata. Kalau pariwisata Berau ini dipromosikan secara terstruktur, sistematis, dan masif, saya yakin okupansi bisa terjaga,” kata Ferdinan.

Namun, menurutnya, promosi potensi daerah tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah daerah maupun pengelola bandara. Seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku usaha, masyarakat, hingga media, harus berperan aktif dalam memperkenalkan Berau sebagai destinasi unggulan.

“Ini bukan hanya tugas pemerintah daerah atau bandara. Ini tanggung jawab semua pihak untuk mendukung keberlangsungan maskapai dan menjaga keberadaan rute penerbangan di Berau,” tegasnya.

Meski mengingatkan risiko maskapai hengkang jika kursi kosong, Ferdinan tetap optimistis target okupansi 80 persen bisa dicapai. Optimisme itu lahir dari sejumlah potensi strategis yang kini berkembang di Berau.

“Saya sangat optimis apalagi sekarang ada pembangunan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di perbatasan Kalimantan Utara, ada PT Kertas Kiani, juga eksplorasi minyak di Birang."

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait