HET Beras di Berau Dinilai Tidak Realistis, Dinas Pangan Sebut Distribusi dan Biaya Produksi Jadi Beban
Kepala Dinas Pangan Kabupaten Berau, Rakhmadi Pasarakan-Maulidia Azwini/ Nomorsatukaltim-
BERAU, NOMORSATUKALTIM – Kepala Dinas Pangan Kabupaten Berau, Rakhmadi Pasarakan menegaskan, bahwa penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras di wilayah Kabupaten Berau tidak sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
Pernyataan itu disampaikannya usai rapat koordinasi dengan Perum Bulog, Satgas Pangan, dan distributor beras di Kantor Dinas Pangan Berau, Rabu 20 Agustus 2025.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah isu krusial dibahas, mulai dari ketersediaan pangan, mutu beras, hingga stabilitas harga di pasar.
Meski secara umum stok beras di Kabupaten Berau dipastikan aman hingga akhir tahun, Rakhmadi menekankan, bahwa penerapan HET pemerintah di zona Kalimantan justru berpotensi membebani petani dan distributor lokal.
BACA JUGA: Harga Beras Premium di Balikpapan Masih di Atas HET, Pemkot Siapkan Langkah Intervensi
BACA JUGA: Penyaluran Beras SPHP di Berau Lebih Masif Tahun Ini dibanding 2024
“Secara ketersediaan, Alhamdulillah Insya Allah aman sampai akhir tahun. Namun persoalan utama kita adalah HET. Jika dipaksakan, jelas akan memberatkan pelaku usaha dan petani lokal,” ujarnya kepada Nomorsatukaltim.
Rakhmadi menjelaskan, biaya produksi dan distribusi beras di Kabupaten Berau jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan standar pemerintah pusat. Harga gabah di tingkat petani yang dibeli Bulog saat ini berada di kisaran Rp6.500 per kilogram.
Setelah digiling menjadi beras, tambahan biaya pengeringan, transportasi, pengemasan, dan keuntungan pedagang membuat selisih antara harga produksi dan HET yang ditetapkan pemerintah menjadi tidak realistis.
“Bayangkan, harga dasar gabah Rp6.500, jika digiling menjadi beras, total biaya mencapai Rp13 ribu. HET yang ditetapkan hanya Rp13.100 per kilogram, jelas tidak memungkinkan menutupi seluruh biaya produksi dan distribusi,” katanya.
BACA JUGA: Distribusi Beras SPHP di Berau Diserbu Warga, Polres Targetkan 400 Ton Tersalur
BACA JUGA: Pasokan Beras Premium ke Kaltim Turun 75 Persen, Bulog Pastikan Stok Medium Melimpah
Ia menambahkan, tekanan terhadap HET yang dipaksakan berisiko membuat petani enggan menjual hasil panennya, sementara distributor berhenti memasok beras ke Berau. Kondisi ini, menurutnya, bisa memicu kekosongan pasokan dan keresahan masyarakat.
Sebagai perbandingan, Rakhmadi menyebut harga beras premium dari Jawa yang dibanderol Rp14.900 per kilogram, ketika sampai di Berau dengan biaya angkut dan distribusi, sudah jauh melampaui HET yang berlaku.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
