Memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, AJI Balikpapan Tegaskan Pentingnya Perlindungan Korban
Diskusi publik memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. (istimewa)--
Ia berharap jurnalis lebih berhati-hati agar pemberitaan tidak merugikan korban.
"Menyembunyikan identitas korban adalah langkah yang lebih aman dan menghormati privasi mereka," ujarnya.
BACA JUGA : Paslon Dendi-Alif Ajukan Sengketa Pilkada Kukar ke MK
Pada diskusi ini, Psikolog Patria Rahmawati memaparkan dampak kekerasan terhadap perempuan, baik secara fisik, verbal, maupun seksual.
Ia menekankan bahwa pemberitaan yang kurang hati-hati dapat memperburuk kondisi psikologis korban.
“Parafrasa yang tidak tepat bisa memberikan dampak negatif bagi korban dan keluarganya,” jelasnya.
Patria juga mendorong pentingnya pelatihan untuk jurnalis dalam meliput isu-isu sensitif.
“Pelatihan ini diperlukan agar jurnalis dapat memberitakan kasus kekerasan dengan lebih empati dan profesional,” tambahnya.
BACA JUGA : Kemenangan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Disorot Media Vietnam
Dalam acara tersebut, AJI Balikpapan memaparkan hasil survei mengenai kondisi jurnalis perempuan di Balikpapan.
Dari 17 responden, 62,5% mengaku pernah mengalami kekerasan verbal, dan 58,8% menjadi korban kekerasan berbasis gender. Bahkan, 64,7% responden menyaksikan pelecehan fisik atau verbal di tempat kerja.
“Fakta ini menunjukkan bahwa kekerasan juga terjadi di lingkungan kerja jurnalis itu sendiri,” tegas Dina.
Ia menambahkan, perusahaan media dan organisasi wartawan perlu menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan, termasuk memberikan pelatihan rutin tentang peliputan kasus kekerasan seksual.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

