Pemerintah akan Hentikan Impor Komoditas Pangan Bertahap Mulai 2025

Sabtu 28-12-2024,20:57 WIB
Reporter : Didik Eri Sukianto
Editor : Didik Eri Sukianto

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dalam rapat koordinasi pangan di Bandar Lampung, Sabtu (28/12/2024) menyatakan, bahwa pada 2025 pemerintah akan mulai menghentikan impor pangan secara bertahap guna mendukung swasembada pangan nasional, mulai dari beras hingga gula.

Menurutnya, swasembada pangan menjadi program prioritas utama pemerintah. “Target awalnya pada 2029, tetapi dimajukan menjadi 2027. Semua pihak harus bekerja keras dan berkomitmen untuk mewujudkannya," katanya.

Pada 2025, pemerintah memutuskan untuk tidak mengimpor beberapa komoditas utama, seperti beras, garam, jagung untuk pakan ternak, dan gula. Komoditas tersebut akan ditingkatkan produksinya.

Lalu, berapa ton masing-masing komoditas tersebut diimpor selama ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari bulan Januari hingga November 2024, RI telah mengimpor beras sebanyak 3,85 juta ton. Paling banyak dari negara tetangga, Thailand dan Vietnam.

BACA JUGA: Bapanas akan Kembali Luncurkan Proram Bantuan Pangan

BACA JUGA: OJK: Bank Mulai Antre Urus Izin Usaha Bullion

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, sepanjang Januari hingga November 2024, Indonesia paling banyak mengimpor beras dari Thailand sebanyak 1,19 juta ton.

Lalu, sebanyak 1,12 juta ton impor dari Vietnam atau sebanyak 29,01 persen dari total impor. Lalu dari Myanmar sebanyak 663.410 ton, Pakistan 642.140 ton, India 205.800 ton dan lainnya 25.090 ton.

Dikutip dari laman Bulog, kebutuhan beras Indonesia pada 2024 mencapai 31,2 juta ton. Ini berdasarkan prognosa neraca pangan nasional periode Januari hingga Desember 2024 yang telah disusun oleh Badan Pangan Nasional.

"Tahun depan tidak ada impor beras. Kami ingin petani lebih banyak menanam padi dan harga di pasaran tetap bagus," ujar Zulkifli Hasan, Sabtu (28/12/2024).

BACA JUGA: Kemenkeu Pastikan Kenaikan PPN 12 Persen Tidak Berdampak Signifikan pada Ekonomi Nasional

BACA JUGA: Kritik Terhadap Pj Gubernur Soal Reklamasi, Purwadi: Jangan Sekadar Menjadi Wacana Tanpa Aksi Nyata

Zulkifli juga menyoroti sektor pertanian nasional masih tertinggal akibat berbagai kendala. Namun, melalui program prioritas dan kerja sama pemerintah daerah yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto, hal ini menjadi waktu yang tepat untuk mempercepat swasembada pangan.

Sementara untuk komoditas garam, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), data impor garam sepanjang Januari-Oktober 2024, realisasi impor mencapai 2,04 juta ton. Sedangkan pada 2023 lalu, Indonesia mengimpor 2,3 juta ton garam.

Zulkifli Hasan mengumumkan rencana pemangkasan volume impor garam industri menjadi 1,7 juta ton pada tahun 2025. Angka ini merupakan volume impor garam terendah dalam satu dekade terakhir.

Dia memaparkan, permintaan impor garam tahun 2025 untuk industri hampir 2,5 juta ton, namun hanya disetujui 1,7 juta ton.

BACA JUGA: Mabuk, Acungkan Samurai ke Warga, Pria di Samarinda Ditangkap Polisi

BACA JUGA: Mulai Berlaku 2025, Ini Daftar Penyakit yang Tidak Ditanggung oleh BPJS Kesehatan, Cek Di Sini

Sisanya, kata dia, akan minta PT Garam mengolah garamnya agar bisa dipergunakan untuk industri.

“Jadi kita akan coba kerja keras selama 2 tahun ini, agar industri kita juga akan produksi di sini," kata Zulkifli Hasan dalam konferensi pers, Senin (9/12/2024) lalu.

Dia menegaskan, garam impor hanya akan digunakan untuk kebutuhan industri tertentu, seperti klor-alkali (CAP), petrokimia, kertas, oleokimia, tekstil, dan pemurnian logam.

Untuk komoditas jagung, BPS mencatat Indonesia masih impor jagung untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dalam periode Januari-September 2024 total impor jagung mencapai 967,9 ribu ton dengan nilai US$ 247,9 juta atau Rp3,89 triliun (kurs Rp15.700). Volume itu naik 0,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 lalu.

BACA JUGA: Pemkab Kukar Klaim Angka Kemiskinan Ekstrem Nol Persen

BACA JUGA: Lereng Jalan Semoi 2-Samboja Diperkuat, Open Traffic Dua Arah Segera Dilakukan

Negara utama sumber impor jagung Indonesia adalah Argentina dengan porsi 639,44 ribu ton atau senilai US$ 172,68 juta. Disusul Brasil dengan 256,83 ribu ton atau senilai US$ 66,09 juta dan Pakistan sebanyak 13,07 ribu ton dengan nilai mencapai US$ 3,47 juta.

Terakhir, komoditas gula. BPS mengungkap bahwa Indonesia masih banjir impor gula. Sepanjang Januari-September 2024, nilai impor gula mencapai US$2,14 miliar dengan volume mencapai 3.663 ton.

Berdasarkan data impor gula BPS, setidaknya lima negara yang menjadi negara importir gula terbanyak, yakni Brasil, Thailand, Australia, Vietnam, dan Afrika Selatan.

Brasil merupakan negara importir gula terbanyak yang diterima Indonesia pada Januari-September 2024, yakni mencapai 2.126 ton dengan total nilai US$1,23 miliar.

BACA JUGA: Waspada! Malware Infeksi Ponsel Android, Ini Tandanya Serta Cara Mencegahnya

BACA JUGA: Tips Bijak Berbelanja di Akhir Tahun Menurut Pandangan Ulama Al-Kinani

Namun, meski volume impor gula hingga 3.663 ton pada Januari-September 2024, angkanya turun sebesar 1,36 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar 3.713 ton.

Kategori :