Bankaltimtara

Bentuk Karakter Generasi Muda lewat Olahraga, Bela Diri dan Tradisi jadi Fondasi

Bentuk Karakter Generasi Muda lewat Olahraga, Bela Diri dan Tradisi jadi Fondasi

Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta. -Topan Setiawan/nosa-


1 Banner Dispora Kaltim 2025-(Foto/ Istimewa)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menjadikan olahraga bela diri sebagai medium utama pembentukan karakter generasi muda. Menanamkan nilai-nilai luhur dan melestarikan budaya. Pendekatan ini beranjak dari pandangan bahwa olahraga jauh melampaui sekadar kekuatan fisik atau gelar juara. 

Dispora Kaltim menempatkan bela diri sebagai wadah penting untuk menempa kepribadian yang tangguh, berakhlak mulia, dan memiliki identitas budaya yang kokoh. Pelajar tak hanya dilatih untuk berprestasi di arena, tetapi juga untuk menghayati dan mengamalkan nilai-nilai universal dalam kehidupan sehari-hari.

Kepala Bidang Pembudayaan Olahraga Dispora Kaltim, AA Bagus Sugiarta, menegaskan bahwa pencak silat dan karate kini menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pelatihan nonformal yang fokus pada pendidikan karakter. 

"Setiap pertandingan bukan sekadar ajang kompetisi. Itu adalah ruang pendidikan nonformal yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti sportivitas, ketekunan, rasa hormat, dan kebersamaan,” terang Bagus dalam wawancara via telepon, Sabtu (5/7/2025) siang.

Ia menambahkan, pencak silat, sebagai warisan budaya bangsa, memegang peran strategis dalam memperkuat identitas generasi muda. 

Dengan menanamkan kecintaan pada olahraga asli Indonesia ini sejak dini, Dispora Kaltim berharap pelajar tumbuh menjadi pribadi yang menyelaraskan kekuatan fisik dengan kedalaman nilai. 

"Kami ingin membentuk pemuda yang tidak hanya kuat secara fisik, tetapi juga mampu membawa nilai-nilai luhur dari olahraga ke dalam kehidupan sehari-hari,” tegas Bagus.

Menjaga Warisan Budaya Lokal

Dispora Kaltim juga merancang pembinaan atlet bela diri secara bertahap dan sistematis, mulai dari tingkat sekolah hingga jenjang nasional. 

Berbagai kejuaraan yang digelar di daerah menjadi arena interaksi yang menumbuhkan solidaritas antar pelajar dari latar belakang berbeda, memupuk semangat saling menghargai dan persahabatan lintas kabupaten dan kota.

Namun, Dispora tak berhenti pada bela diri modern. Komitmen mereka juga tertuang dalam upaya menjaga keberlanjutan budaya lokal melalui pelestarian olahraga tradisional seperti gasing, menyumpit, dan engrang. 

Inisiatif ini menjadi penyeimbang vital agar olahraga tetap menjadi ruang ekspresi budaya dan identitas daerah di tengah derasnya arus globalisasi.

“Dengan pendekatan ini, kami ingin menjadikan olahraga sebagai alat transformasi sosial dan budaya. Tidak hanya mencetak juara, tetapi juga membentuk manusia yang siap membangun daerahnya,” pungkas Bagus. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait