Bankaltimtara

Akademisi UGM: Wilayah Kaltim Cocok Dibangun PLTN

Akademisi UGM: Wilayah Kaltim Cocok Dibangun PLTN

Ilustrasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).--

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Satu dekade telah berlalu. Tak ada angin, tak ada hujan, Oktober 2025 lalu, di salah satu kafe di Balikpapan, sejumlah akademisi Kaltim mengadakan diskusi.

Mereka menyerukkan kembali cita-cita yang sempat terpendam. Memanfaatkan nuklir sebagai sumber energi terbarukan.

Peneliti Sekolah Tinggi Teknologi Migas (STT Migas) Balikpapan, Andi Jumardi menyebut, energi nuklir berpotensi menjadi solusi jangka panjang terhadap meningkatnya kebutuhan listrik nasional, di tengah keterbatasan energi fosil.

"Selain murah dan efisien, nuklir juga dinilai mampu memperkuat ketahanan energi di tengah meningkatnya kebutuhan listrik dan keterbatasan sumber daya fosil," ujar Andi dalam diskusi publik tersebut.

Ia menjelaskan, potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sangat relevan dengan kondisi energi nasional, yang kini masih bergantung pada batubara dan gas.

Kalimantan sendiri memiliki posisi strategis mendukung riset dan pengembangan reaktor modular kecil. 

Atau small modular reactor (SMR), sebagai sumber listrik bersih di masa depan. Meski demikian, Andi menegaskan bahwa pembangunan energi nuklir tidak bisa dilakukan secara tergesa. Karena membangun PLTN butuh kepercayaan publik. Khususnya terkait aspek keamanan.

Sebelum bicara PLTN, ada baiknya kita ketahui dulu berapa sebenarnya kebutuhan daya listrik di Kaltim. Ditambah lagi, Kaltim berdempetan dengan kawasan Ibu Kota Negara (IKN).

Untuk pasokan listrik di Kaltim, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Kaltimra) mencatat cadangan daya yang ada mencapai 239,8 megawatt (MW). Atau sekitar 30 persen dari total kapasitas sistem Mahakam.

Kondisi tersebut diklaim cukup untuk menopang lonjakan kebutuhan energi industri dan pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Setidaknya hingga 2026.

Data PLN UID Kaltimra menunjukkan daya mampu pasok sistem Mahakam mencapai 1.050 MW, dengan beban puncak sekitar 790 MW pada Oktober 2025.

Dengan cadangan daya 239,8 MW, sistem kelistrikan Kaltim memiliki reserve margin sebesar 30,37 persen. Angka itu berada di atas ambang aman nasional.

General Manager PLN UID Kaltimra, Muchamad Chaliq Fadli, mengatakan kondisi ini menjadi dasar bagi perluasan kebutuhan energi di sektor industri dan pemerintahan.

Naiknya permintaan di kawasan industri maupun kawasan pemerintahan baru IKN masih dapat dilayani tanpa risiko defisit. Setidaknya untuk waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: