1 Pelajar, 1 Pohon, Progam Pemulihan Lingkungan oleh Pemkab Berau
Bupati Berau Sri Juniarsih saat menghadiri peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia di SMAN 4 Berau, Selasa (12/12/2023) lalu.-dok/Disway Kaltim-

Banner Prokopim Pemkab Berau 2025--
BERAU, NOMORSATUKALTIM - Pemkab Berau mulai menggerakkan kembali program penghijauan sebagai upaya pemulihan lingkungan pasca aktivitas tambang ilegal, yang sempat merusak sejumlah kawasan di Bumi Batiwakkal.
Bupati Kabupaten Berau, Sri Juniarsih Mas, menegaskan bahwa upaya ini menjadi bagian penting dari reboisasi sebagai bentuk tanggung jawab ekologis pemerintah daerah, meskipun kewenangan penindakan tambang ilegal tidak berada di tangan kepala daerah.
“Perlu diketahui bahwa kepala daerah tidak memiliki kewenangan untuk menindak tambang ilegal. Tapi bukan berarti kami tinggal diam. Kita masih bisa memperbaiki lahan yang rusak dengan menanam pohon,” tegasnya.
Salah satu komitmen yang kini tengah digalakkan adalah program “Satu Orang Satu Pohon”, yang menyasar lingkup sekolah dasar hingga menengah sebagai ujung tombak reboisasi sejak dini.
Sri mengungkapkan bahwa pelaksanaan program ini telah dikoordinasikan bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau.
Meski jadwal pelaksanaannya belum ditetapkan, ia menekankan pentingnya mempercepat realisasi gerakan ini, minimal dimulai dari sekolah dasar dan menengah pertama.
“Kita sudah koordinasikan kepada Dinas Pendidikan dan DLHK untuk segera mungkin melakukan secepatnya. Kalau memungkinkan, SMA juga bisa dilibatkan dengan dukungan dari provinsi,” katanya.
Ia menilai, penanaman pohon bukan sekadar simbolis, melainkan investasi jangka panjang dalam menjaga keseimbangan alam.
Terlebih, efek kerusakan akibat tambang ilegal sebelumnya telah meningkatkan risiko erosi di beberapa wilayah.
“Mudah-mudahan dengan menanam satu orang satu pohon, kita bisa menciptakan dampak nyata bagi masa depan lingkungan. Ini sederhana, tapi penting,” ujarnya.
Di luar itu, Sri juga menyentil kebiasaan masyarakat yang kerap memberikan karangan bunga dalam berbagai momen seremonial. Ia mengajak masyarakat mulai beralih ke pilihan yang lebih berkelanjutan dan bermanfaat.
“Saya lebih senang kalau dikasih pot tanaman dibandingkan karangan bunga. Karangan bunga hanya bertahan sebentar lalu jadi sampah. Tapi satu pot pohon bisa tumbuh dan memberi manfaat jangka panjang,” tuturnya.
Melalui gerakan ini, Bupati wanita pertama di Bumi Batiwakkal itu berharap tumbuhnya kesadaran kolektif masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
