Bankaltimtara

MBG di PPU Belum Dimulai, Ada 22 Dapur Umum dengan Anggaran Rp220 Miliar

MBG di PPU Belum Dimulai, Ada 22 Dapur Umum dengan Anggaran Rp220 Miliar

Sekda PPU, Tohar menjawab pertanyaan wartawan soal pelaksanaan MBG di kawasan Penajam.-(Disway Kaltim/ Awal)-

PENAJAM PASER UTARA, NOMORSATUKALTIM – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga saat ini masih belum berjalan. 

Namun, pemerintah pusat telah menetapkan 22 titik dapur umum atau Satuan Pelayanan (SP) yang akan menjadi penyedia makanan bergizi bagi pelajar di daerah tersebut.

Informasi ini disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar, setelah menghadiri rapat sosialisasi MBG di Pemprov Kaltim bersama Deputi Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN) pada Senin, 10 Februari 2025 lalu.

"Mudah-mudahan jumlah SP ini sudah memperhitungkan kelompok sasaran penerima manfaat, terutama yang berkaitan dengan data siswa kita," ujar Tohar, Senin (17/2/2025).

BACA JUGA: Belum Ada Vendor, Program MBG Belum Jalan di Kabupaten Paser

Dapur umum MBG ini ditujukan untuk siswa tingkat PAUD, SD, dan SMP, serta diharapkan juga dapat menjangkau pelajar SMA sederajat meskipun berada di bawah kewenangan Pemerintah Provinsi Kaltim.

"PAUD hingga SMP Kewenangan pemerintah daerah, SMA ada di pemerintah provinsi. Mungkin dalam konteks MBG ini tidak membeda-bedakan kewenangannya," harap Tohar.

Setiap dapur umum atau SP MBG akan mendapatkan alokasi anggaran Rp10 miliar dari pemerintah pusat, sehingga total dana yang dialokasikan untuk PPU mencapai Rp220 miliar.

Dana tersebut sepenuhnya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan tidak dikelola oleh pemerintah daerah.

BACA JUGA: Program MBG: 1.400 Porsi Makanan Dibagikan untuk Tiga Sekolah di Tenggarong

"Tidak lewat pemerintah daerah, itu dikelola oleh mereka (pusat) yang bersumber dari APBN," tuturnya.

Menurutnya, saat ini tugas pemerintah daerah adalah membangun pemahaman terkait konsepsi program MBG, serta memastikan kesiapan infrastruktur pendukung. 

Selain memberikan asupan gizi bagi pelajar, program ini juga diproyeksikan memberikan dampak positif terhadap perekonomian daerah.

"Program ini di samping memberikan asupan gizi kepada anak-anak (pelajar) kita yang usia sekolah juga punya imbas terhadap perputaran ekonomi daerah," urainya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: