Pengawasan Distribusi BBM Subsidi di Kaltim, Rudy Mas'ud: Jangan Dipakai untuk Industri dan Tambang
Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud dalam pertemuan dengan jajaran Pertamina Regional Kalimantan, Senin (6/10/2025).-istimewa-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menegaskan pentingnya pengawasan bersama terhadap distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan liquefied petroleum gas (LPG) bersubsidi agar tidak disalahgunakan oleh pihak industri.
"Kalimantan Timur ini sangat luas jangkauannya. Yang pertama kita bahas tadi adalah soal kuota LPG. LPG ini kewenangannya ada di Pertamina, tetapi tentu bukan di regional, melainkan di pusat," ungkap Rudy usai pertemuan dengan jajaran Pertamina Regional Kalimantan di Samarinda, Senin 6 Oktober 2025.
Selain LPG, Rudy juga menyoroti soal BBM bersubsidi, yang menurutnya perlu diawasi agar tidak digunakan untuk aktivitas industri, seperti pertambangan, perkebunan, maupun transportasi kontainer.
"Itu semuanya harus menggunakan BBM industri, bukan subsidi. Supaya tidak terjadi antrean panjang di SPBU di seluruh wilayah Kalimantan Timur," katanya.
BACA JUGA: BBM Subsidi di PPU Diprediksi Habis sebelum Desember, Berharap Ada Pergeseran dari Daerah Lain
BACA JUGA: Stok BBM Bersubsidi di Maratua Hanya Tahan 3 Hari Setelah Pengiriman, Camat Usul Tambah SPBU
Pemerintah daerah bersama Pertamina sedang mencari solusi jangka panjang untuk memastikan distribusi energi berjalan adil dan efisien bagi masyarakat.
"Kita mencari solusi way out-nya agar tidak lagi diibaratkan ‘ayam mati di lumbung padi’. Kita punya kilang, punya sumber energi, tapi masyarakat masih kesulitan mendapatkan BBM dan LPG," ujarnya.
Rudy juga menekankan perlunya sosialisasi kepada masyarakat terkait jenis-jenis energi agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Ia menjelaskan, LNG (Liquefied Natural Gas) yang dihasilkan dari kilang di Bontang berbeda dengan CNG (Compressed Natural Gas) dan LPG (Liquefied Petroleum Gas).
BACA JUGA: Gas Elpiji 3 Kg Langka, Bupati Berau Ingatkan PNS Harus Tahu Diri dan Tahu Malu
BACA JUGA: Dampak LPG 3 Kg Langka, Warga Rela Mengantre di Kantor Kecamatan Samarinda Ulu Sejak Pagi
"Yang ada di Bontang itu LNG, liquid natural gas. Kalau diolah lagi bisa jadi CNG, compressed natural gas. Nah, LPG beda lagi, itu liquid petroleum gas yang dipakai untuk memasak, terutama untuk rumah tangga. Ada yang PSO (subsidi) dan non-PSO (non-subsidi)," tuturnya.
Menurutnya, penting bagi masyarakat memahami perbedaan itu agar tidak terjadi kesalahan persepsi dalam penggunaan maupun distribusi energi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
