Bankaltimtara

BBPJN Kaltim Lakukan 3 Pengujian Jembatan Mahakam I, Hasilnya akan Disampaikan Setelah Rapat Teknis

BBPJN Kaltim Lakukan 3 Pengujian Jembatan Mahakam I, Hasilnya akan Disampaikan Setelah Rapat Teknis

BBPJN Kalimantan Timur melakukan pengujian teknis pada Jembatan Mahakam, Rabu (30/4/2025).-Disway/ Mayang-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM- Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kalimantan Timur melakukan serangkaian pengujian teknis yang krusial untuk memastikan kelayakan dan keamanan struktur Jembatan Mahakam I pada Rabu, (30/4/2025) pagi.

Kepala BBPJN Kaltim, Hendro Satrio Muhammad Kamaluddin menjelaskan, bahwa terdapat tiga metode pengujian utama yang dilakukan dalam satu hari ini sejak pukul 09.00 Wita.

Pertama, pengukuran geometrik jembatan. Kedua, pengujian beban dinamis jembatan, dan pengujian kekuatan beton di pilar 4 jembatan.

“Pengujian pertama yang kami lakukan adalah pengukuran geometrik. Ini bertujuan untuk memastikan tidak ada pergeseran atau perubahan bentuk struktur jembatan pascainsiden,” ungkap Hendro saat ditemui disela-sela pengujian dinamis.

BACA JUGA: Polresta Samarinda Terapkan Contraflow saat Jembatan Mahakam I Ditutup, Waspada Kemacetan di 13 Titik Ini!

Adapun Pengukuran geometrik melibatkan pengamatan posisi dan elevasi jembatan menggunakan alat survei presisi tinggi.

Tim teknis meninjau apakah terjadi deviasi pada sambungan atau gelagar utama jembatan akibat benturan kapal. Pengujian ini merupakan langkah awal untuk menilai kondisi fisik jembatan secara umum.

Lalu pengujian kedua yang dilakukan adalah uji pembebanan dinamis (dynamic loading test). Dalam pengujian ini, digunakan truk seberat 8 ton yang dijalankan melintasi jembatan dengan kecepatan tinggi hingga menciptakan efek lompatan (jumping), untuk mengukur respons jembatan terhadap tekanan dan getaran.

“Dari pengujian ini kita akan mengetahui dua hal penting, frekuensi alami dan kekakuan struktur jembatan. Dua parameter ini sangat menentukan apakah jembatan masih dalam kondisi stabil,” terangnya.

BACA JUGA: Jembatan Mahakam Rutin Ditabrak Tongkang, Kejati Kaltim Endus Dugaan Penyelewengan Kekuasaan

Uji ini sangat penting untuk menilai respons struktur terhadap getaran dan beban berulang, yang biasa terjadi pada lalu lintas harian.

Tim ahli mencatat data dari sensor yang dipasang di berbagai titik struktur, dan hasil awalnya akan menjadi dasar pertimbangan teknis selanjutnya.

Pengujian ketiga dilakukan di bawah jembatan, tepatnya di pilar 4 yang menjadi titik utama yang tertabrak kapal tongkang BG Azamara 3035 yang hilang kendali dari tugboat Liberty 7 kemarin, Sabtu (26/4/2025) malam.

Hendro menerangkan, BBPJN sendiri menggunakan metode Ultrasonic Pulse Velocity (UPV), sebuah teknologi non-destruktif yang memungkinkan evaluasi kekuatan beton tanpa harus merusak struktur.

BACA JUGA: Jembatan Mahakam I Kembali Ditutup Sementara untuk Jalani Uji Dinamis dan Geometrik

"Ketiga, kami akan lakukan pengujian beton di pilar IV yang kemarin tertabrak kapal tongkang. UPV dilakukan di bagian pile cap bawah pilar 4. Ini memungkinkan kami menilai apakah ada retakan mikroskopis atau penurunan kualitas beton akibat benturan,” jelasnya.

Pile cap pada pilar jembatan adalah struktur beton bertulang yang berfungsi untuk menyatukan dan mengikat tiang pancang (pile grup) menjadi satu kesatuan, serta meneruskan beban dari kolom (pilar) jembatan ke tiang pancang.

Selain itu, pile cap juga membantu memastikan kolom berada di pusat pondasi, mencegah eksentrisitas beban yang dapat menyebabkan tegangan tambahan pada tiang pancang.

Diketahui, cara kerja UPV ini dengan mengirimkan gelombang ultrasonik melalui beton dan mengukur kecepatannya.

BACA JUGA: KSOP Jatuhkan Sanksi Pembekuan Operasional Agen Pelayaran Tongkang Penabrak Jembatan Mahakam I

Beton yang masih padat dan utuh akan memiliki kecepatan gelombang yang tinggi, sedangkan beton yang rusak akan menunjukkan penurunan signifikan.

Lebih lanjut, Hendro menyatakan bahwa seluruh rangkaian pengujian ditargetkan rampung sebelum pukul 16.00 Wita. Namun, ternyata dalam prosesnya masih membutuhkan beberapa tambahan data.

Oleh karena itu, pengujian akan kembali dilanjutkan malam pukul 23.00 Wita.  "Nanti ditutup lagi sebentar ya," singkatnya.

Setelah semua data terkumpul, BBPJN Kaltim barulah akan menggelar rapat teknis bersama tim ahli pada hari Jumat untuk melakukan analisis mendalam.

BACA JUGA: DPRD Kaltim Rekomendasikan Jembatan Mahakam Ditutup Lagi

“Kami berharap awal pekan depan, paling lambat hari Senin, hasil analisis dapat disampaikan kepada masyarakat,” katanya.

Saat ditanya mengenai kemungkinan berapa lama ketahanan Jembatan Mahakam I agar dapat beroperasi dilalui kendaraan, Hendro menegaskan bahwa keputusan baru bisa diambil setelah seluruh hasil pengujian dianalisis. Pihaknya tidak ingin memberikan ketidakpastian sebelum hasil pengujian keluar.

“Keputusan akan kami ambil berdasarkan data yang ada, terutama dari hasil uji pembebanan dinamis. Kami tidak akan mengambil risiko apapun sebelum betul-betul yakin bahwa jembatan dalam kondisi aman,” sambungnya.

Terakhir, Hendro juga mengimbau masyarakat agar bersabar dan mengikuti pengalihan arus lalu lintas yang sudah ditetapkan.

BACA JUGA: Jembatan Mahakam Ditabrak Tongkang: Pelindo Samarinda Sebut Pengolongan Tongkang di Luar Jam Operasional

Ia menegaskan bahwa keselamatan publik menjadi prioritas utama BBPJN dalam menangani situasi ini.

“Kami mohon pengertian masyarakat Samarinda. Ini untuk keselamatan bersama. Kami bekerja secepat mungkin, namun kehati-hatian tetap yang utama,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan I BBPJN Kaltim, David E Pasaribu mengatakan, bahwa proses evaluasi teknis masih akan dilanjutkan pada malam hari ketika lalu lintas lebih lengang.

“Hari ini kita lakukan pengujian frekuensi, mengambil data vibrasi jembatan. Tujuannya untuk mendapatkan kekakuan jembatan, karena semakin kaku jembatan, itu kekuatannya semakin bagus,” terangnya.

BACA JUGA: Perbaikan Fender Belum Selesai, Jembatan Mahakam I Kembali Ditabrak Tongkang Batu Bara

Dalam pengujian ini, tim menggunakan truk 6 roda merek 130 HT.  Proses pengujian beban dinamis menggunakan truk seberat 8.250 kg ini dibuat secara melintang di atas jembatan.

Dijelaskan David, metode ini berbeda dari uji dinamis pertama pada Februari lalu karena menyesuaikan dengan posisi permasalahan yang ingin diuji.

Jika ingin mengetahui kondisi bangunan atas jembatan maka posisinya lurus. Jika ingin mengetahui kondisi pada bangunan bawah, maka uji dinamis dilakukan secara melintang.

Membentangi tepat di atas pilar P4 yang mengalami perubahan struktur pipa bawah. Hasilnya, akan terlihat tumpuan bebannya mengaliri ke titik perlintangan jembatan hingga pondasi bawah.

BACA JUGA: Fakta-Fakta Jembatan Mahakam Samarinda yang ‘Rutin’ Ditabrak Tongkang

"Ya kita mau ngecek pilarnya ini agak agak berbeda karena kan situasinya berbeda jadi ini untuk uji pilarnya, kalau biasanya kan kita menguji struktur atasnya  jadi kita tepatkan bebannya di tengah bentang jembatan kita mendapatkan arah vertikal jembatan yang kita ukur. Kalau sekarang kita ingin menguji pilar jembatannya ataupun kolom-kolom di bawah jembatannya. makanya kita tempatkan di bagian atas kolomnya searah," tambahnya.

Disinggung soal bagaimana hasil sementara setelah dilakukan uji beban tersebut, pihaknya belum bisa memastikan. David menekankan bahwa hasil pengamatan secara visual saja belum cukup untuk menarik kesimpulan teknis.

“Kita nanti lihat hasil data, baru bisa memastikan. Kalau secara visual kan masih nggak bisa. Yang penting untuk mendapatkan kondisi jembatan ya pakai data ukur yang kuantitatif, bukan kualitatif,” lanjutnya.

Hasil pemeriksaan dijadwalkan akan dirapatkan sekitar pukul 23.00 Wita saat arus kendaraan mulai sepi. Sesuai arahan pimpinan lapangan.

BACA JUGA: Investigasi Jembatan Mahakam, Pengamat Teknik Unmul Usulkan Langkah-Langkah Ini

David juga menyebutkan bahwa selama proses evaluasi berlangsung, kemungkinan akan dilakukan penutupan sementara jembatan untuk mendukung pengujian lanjutan.

"Pengujian lanjutan kemungkinan akan disertai penutupan sementara selama 10 hingga 15 menit atau menjadi satu jalur” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait