Jangan Keasikan Kerja, Pemkot Samarinda Keluarkan Edaran Gerakan Ayah Mengambil Rapor Anak di Sekolah
Pemkot Samarinda buat edaran gearakan ayah mengambil rapor anak ke sekolah.-Instagram/@Pemkot.Samarinda-
Berdasarkan data nasional, sekitar 25,8 persen anak mengalami ketidakhadiran figur ayah dalam kehidupan sehari-hari.
Baik karena kesibukan bekerja, kondisi kesehatan, maupun karena ayah telah meninggal dunia.
“Ketidakhadiran ayah ini berdampak pada aspek emosional anak. Dari berbagai penelitian, peran ayah dalam membangun kedekatan emosional atau bonding dengan anak masih dirasakan kurang, karena selama ini peran ibu yang lebih dominan,” ujarnya.
Melalui Gerakan Ayah Mengambil Rapor, pemerintah ingin mengajak mengubah pola pikir.
Bahwa pengasuhan dan pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab ibu. Kehadiran ayah, meski sesekali, dinilai mampu meningkatkan rasa percaya diri anak, menjaga stabilitas emosional, serta rasa aman dan terlindungi.
“Ketika ayah hadir mendampingi anak, termasuk saat mengambil rapor, anak akan merasa lebih percaya diri."
BACA JUGA:1.082 Personel Gabungan Amankan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Samarinda
"Bahkan anak yang mengalami masalah akademik atau perundungan di sekolah akan merasa lebih kuat ketika didukung langsung oleh ayahnya,” tutur Deasy.
Gerakan ini juga sejalan dengan program Quick Wins Kemendukbangga RI, khususnya Gerakan Ayah Teladan Indonesia.
Momentum pembagian rapor dipilih sebagai bentuk implementasi konkret yang mudah dilakukan oleh para ayah.
Deasy menambahkan, surat edaran ini baru diterbitkan karena pemerintah kini telah memiliki data dasar yang kuat.
Data tersebut berasal dari pendataan keluarga tahun 2024 yang dirilis pada 2025, sehingga kebijakan peningkatan kualitas keluarga memiliki baseline yang jelas.
“Peningkatan kualitas keluarga tidak hanya bertumpu pada peran ibu, tetapi juga pada kekompakan seluruh anggota keluarga, termasuk wali ayah, wali ibu, kakek, nenek, paman, dan bibi. Jika ayah sudah tidak ada, peran itu tetap bisa digantikan oleh keluarga terdekat,” kata Deasy.
Ia berharap, gerakan ini dapat menjadi awal dari keterlibatan ayah yang lebih konsisten dalam pengasuhan anak dan menjadi investasi jangka panjang bagi masa depan generasi Samarinda.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

