Sekolah Rakyat di Samarinda Dimulai, 100 Peserta Jalani Pemeriksaan Kesehatan Awal
Gedung BPMP Samarinda seberang yang akan digunakan sebagai bangunan Sekolah Rakyat di Samarinda.-Rahmat/Nomorsatukaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM — Program Sekolah Rakyat di Kota Samarinda resmi memasuki tahap awal dengan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan bagi 100 peserta dari keluarga kurang mampu.
Pemeriksaan dijadwalkan berlangsung pada 14 Juli 2025, sebagai bagian dari langkah preventif sebelum para peserta memulai proses belajar.
Plt Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos-PM) Kota Samarinda, Mochammad Arif Surochman, menegaskan, bahwa skrining kesehatan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap kesiapan fisik peserta didik.
“Ini bukan seleksi untuk menyingkirkan. Justru ini bentuk perlindungan awal bagi anak-anak kita yang akan menempuh pendidikan,” ujar Arif seusai rapat koordinasi lintas instansi di Kantor Bapenda Samarinda, Senin 7 Juli 2025.
BACA JUGA: Dinsos Berau Pastikan Lahan Sekolah Rakyat di Gunung Tabur Masuk Tahap Finalisasi
BACA JUGA: Pembangunan Sekolah Rakyat Dimulai di Samarinda, Daerah Lain Menunggu Kesiapan Lahan
Peserta terdiri dari 50 siswa jenjang SMP dan 50 siswa jenjang SMA yang telah terdaftar melalui proses seleksi terbuka. Menurut Arif, tidak ada kuota berdasarkan wilayah atau domisili.
"Siapa pun dari keluarga tidak mampu bisa mendaftar. Yang lebih dahulu memenuhi syarat, itu yang kami proses. Semua punya peluang yang sama,” katanya.
Rapat koordinasi tersebut turut melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan sejumlah mitra teknis lainnya.
Salah satu lokasi yang tengah difinalisasi untuk pelaksanaan pemeriksaan adalah Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalimantan Timur.
BACA JUGA: Kritik Pembangunan Sekolah Rakyat di Samarinda, Anhar: Semua Sekolah Harus Unggul!
BACA JUGA: Sekolah Rakyat Gratis Mulai Juli di Samarinda, Siswa Dapat Laptop dan Seragam Lengkap
Arif menyebutkan, kesiapan pemerintah daerah dalam mengawal program Sekolah Rakyat menjadi wujud nyata keseriusan Samarinda dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif.
“Kami ingin membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya untuk mereka yang mampu. Kota ini harus ramah terhadap semua golongan,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
