Yayasan Panti Asuhan di Samarinda Bantah Tudingan Penganiayaan Balita, Sebut Sering Tantrum Tidak Terkontrol
Bendahara Yayasan Rumah Lansia dan Yatim Piatu FJDK Samarinda, Ayu-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Kasus dugaan penganiayaan balita di sebuah yayasan panti sosial kini terus bergulir ke meja wakil rakyat di DPRD Samarinda yang sempat memanas.
Pasalnya, antara pihak wali balita, Reni Lestari dengan pihak yayasan saling adu argumen dengan pembenaran masing-masing.
Menepis segala tuduhan yang beredar, Yayasan Rumah Lansia dan Yatim Piatu FJDK Samarinda pun memberikan klarifikasi melalui bendahara yayasan tersebut.
Pihaknya menyangkal tuduhan penganiayaan dan mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi terhadap balita NA (4) selama di yayasan.
"Bahwa benjolan itu muncul karena NA sendiri yang membenturkan kepalanya, jadi bukan karena ada yang membenturkan. Karena dia tantrum yang kambuh. Jadi banyak saksinya lansia-lansia yang masih sehat melaporkan kepada kami tentang aktivitas NA saat tantrum," sebut Bendahara Yayasan Rumah Lansia dan Yatim Piatu FJDK, Ayu.
Dia menegaskan, pihaknya telah mengasuh korban sejak 2 Januari 2024, dengan kondisi yang diantarkan sendiri oleh ibu kandung korban, Mawar. Pihak yayasan sempat menolak kedatangan NA, namun akhirnya iba karena melihat kondisinya.
Dari riwayat penyakitnya, balita NA seringkali mengidap epilepsi yang kambuh. Tak hanya itu, Ayu juga menjelaskan, bahwa anak ini sering tantrum. Jika tantrumnya kambuh, maka sulit diurus.
Akibatnya, bisa melukai diri sendiri. Belakangan, Ayu bilang, baru mengetahui kondisi medis balita itu yang disabilitas.
BACA JUGA: Andi Harun Bereaksi Keras terhadap Pernyataan DLH Kaltim soal Sampah Samarinda
"Ibunya juga dari awal tidak jujur kondisi dan status anak ini kepada kami. Jadi memang NA itu sering tantrum kalau melihat temannya pegang makanan, padahal dia sudah dikasih. Atau NA ini sedang kesal suasana hatinya, atau saat dia epilepsinya kambuh, kita juga tidak tahu," ucapnya.
Ayu mengatakan, bahwa pihak panti asuhan selalu memberikan informasi terbaru terkait kondisi yang dialami NA.
Perihal kuku NA yang panjang dan menghitam tak dipotong, Ayu menyanggah dengan alasan balita itu yang kembali tantrum saat disentuh.
"Kami selalu memberikan informasi kepada ibu kandungnya terkait kondisi NA. Kalau memang ibunya merasa ada perbedaan atau sesuatu yang tidak beres, dari awal kami sudah menyuruh untuk mengambil NA, tapi ibunya tidak mau mengambil. Padahal kami sendiri tidak sanggup mengasuh, tetapi ibunya memohon bantuan agar bisa tenang bekerja sebagai tulang punggung," bebernya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

