Bankaltimtara

Yayasan Panti Asuhan di Samarinda Bantah Tudingan Penganiayaan Balita, Sebut Sering Tantrum Tidak Terkontrol

Yayasan Panti Asuhan di Samarinda Bantah Tudingan Penganiayaan Balita, Sebut Sering Tantrum Tidak Terkontrol

Bendahara Yayasan Rumah Lansia dan Yatim Piatu FJDK Samarinda, Ayu-Mayang Sari/ Nomorsatukaltim-

BACA JUGA: Samarinda Siapkan Sistem Parkir Berlangganan Sebagai Upaya Tekan Jukir Liar

Ayu pun menyayangkan pernyataan bahwa pihaknya dituduh melakukan penganiayaan. Sebab, ruangan di yayasan pun menurutnya terfasilitasi dengan kondisi layak.

Saat si pelapor, Reni Lestasi datang ke panti, NA pun tidak mengalami kejang. Melainkan hanya suhu tubuhnya saja yang hangat.

"Jadi tidak benar itu NA kejang-kejang saat dia (Reni) datang ke panti, cuma memang tubuhnya selalu hangat tapi tidak demam. Kalau pampers penuh iya kami akui kami salah di situ," ujarnya.

Ayu pun sebagai perwakilan yayasan meminta maaf atas kelalaian yang membiarkan pampers NA itu penuh saat itu.

BACA JUGA: Uji Kelayakan Terowongan Samarinda Masih Tunggu Izin KKJTJ Pusat

"Kami hanya manusia biasa yang ada kekurangannya. Untuk itu, kami mmenyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kegaduhan ini. Kami berharap agar terselesaikan," tuturnya.

Atas kejadian ini, Ayu meminta kasus ini bisa menjadi introspeksi dan perhatian bersama, khususnya dari pemerintah terkait hingga orang tua yang bersangkutan.

Dirinya juga meminta pihak kepolisian bisa segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

"Ini panti swasta, kami tidak memiliki donatur tetap, tidak ada anggaran terencana dari pemerintah, sampai saat ini belum ada. Jadi sejauh ini, kami mengandalkan dana pribadi dan juga hati kemanusiaan dari masyarakat yang masih percaya pada kami," pungkasnya.

BACA JUGA: Persikutim United Resmi Diperkenalkan, Siap Berlaga di Liga 3 Indonesia

Sebelumnya, wali korban, Reni Lestari menyatakan, bahwa saat ditemui, NA mengalami kondisi yang cukup memprihatinkan. Mulai dari benjolan cukup besar di kepala dengan luka terbuka, serta munculnya kutu, koreng dan perut yang membengkak.

Reni pun menyanggah soal tantrumnya NA, setelah keluar dari yayasan dan berada di rumahnya. Bahwa NA memang kambuh epilepsinya namun masih terkontrol.

"Kalau tadi dibantah tidak membenturkan, maka begini arti dari membenturkan dan benturan saja sudah beda. Nah memang jika itu terjadi maka epilepsinya kambuh. Tapi dia masih bisa menahan badannya arah gerakkannya kemana. Jadi, secara logika saja, kalau membenturkan ke lantai, masa ada membenturkan sampai keluar daging secuil itu? Kecuali dia terkena benda tajam, ujung yang tajam," ungkap Reni.

Reni pun masih berharap agar kasus ini segera menemukan arah yang jelas, sebab dirinya hanya menginginkan kesembuhan NA dan pertanggungjawaban pihak-pihak yang selama ini menampungnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: