Banyak Kendaraan "Brebet" setelah Isi BBM di SPBU, Pertamina Lakukan Investigasi

Banyak Kendaraan

Kondisi salah satu SPBU Balikpapan yang berada di Jalan Mulawarman usai ramai keluhan warga terkait kendaraan yang bermasalah setelah mengisi BBM.-chandra/disway-

Hal tersebut, menurut Sales Area Manager Kaltimut (Kalimantan Timur dan Utara) Pertamina Patra Niaga, Hendri Eko, sebagai bentuk transparansi dan upaya meningkatkan kepercayaan konsumen.

BACA JUGA:Pertamina Patra Niaga dan Pemda Tera Ulang SPBU di Samarinda dan Kukar, Begini Hasilnya!

"SPBU kini menampilkan sampel BBM yang mereka jual. Kami selalu mengambil sampel dari setiap pengisian tangki dan menyimpannya di SDBU. Jika suatu saat diperlukan uji kualitas, sampel tersebut bisa digunakan," jelasnya.

Langkah ini, menurutnya, diharapkan dapat meredam isu-isu seputar kualitas BBM dan memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk yang mereka beli sesuai standar.

"Kami ingin memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa produk BBM yang mereka beli sesuai standar. Ini salah satu cara untuk meningkatkan transparansi dan kenyamanan bagi pelanggan," pungkas Hendri Eko.

Sebelumnya beredar di sosial media keluhan sejumlah masyarakat Balikpapan terkait kendaraan yang bermasalah setelah mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU. Salah satunya kawasan Jalan Mulawarman Batakan, Balikpapan Timur.

Menurut salah satu keterangan pengguna kendaraan roda dua, Fajar Mappa mengeluhkan kendaraannya tersendat setelah mengisi BBM di SPBU tersebut.

“Nih gaes, lagi di bengkel, motor brebet-brebet habis isi bensin padahal ngisi di pom(SPBU) terus, nggak pernah eceran,” ujarnya saat memeriksakan kendaraannya di salah satu bengkel, yang terletak di Jalan Mulawarman Balikpapan.

BACA JUGA:Manawasewa Madhawasewa, Pesan Perayaan Nyepi 1947 Saka di Samarinda: Menjaga Harmoni dalam Sunyi

Setelah pemeriksaan di bengkel, ditemukan bahwa fuel pump motor Fajar kotor dan perlu diganti.

"Nah setelah dicek lagi sama mekaniknya, dibuka fuel pumpnya ternyata kotor, jadi harus diganti," jelasnya.

Biaya perbaikan yang dikeluarkan Fajar mencapai sekitar Rp 700 ribu. Sementara pemilik bengkel yang enggan disebutkan idenitasnya mengatakan, pihaknya sudah 10 kali mendapatkan pelanggan dengan keluhan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: