Lesunya Ekonomi Jelang Lebaran: Daya Beli Masyarakat Terus Merosot

Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi.-(Foto/ Istimewa)-
Memasuki awal 2025, angka ini bertambah sekitar 4.000 kasus.
Tak hanya itu, bagi Purwadi, kebijakan efisiensi di berbagai sektor juga ikut mempersempit ruang gerak ekonomi masyarakat.
BACA JUGA: Musrenbang RKPD 2026, Pemkab Mahulu Berkomitmen Tuntaskan Penyelesaian Masalah Strategis Daerah
BACA JUGA: Jalan Sultan Hasanuddin di Barong Tongkok Rusak Parah, Warga Minta Perbaikan Segera
Kenaikan harga bahan pokok dan tarif transportasi membuat banyak keluarga memilih menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan mudik atau mengurangi belanja Lebaran.
"Ekonomi kita seperti berada di tepi jurang. Jika dulu dengan pendapatan Rp5 juta orang masih bisa bernapas, sekarang biaya hidup bisa mencapai tiga kali lipatnya," ucap Purwadi saat diwawancara melalui WhatsApp.
Kondisi ini juga tercermin dari penurunan jumlah penumpang di Bandara APT Pranoto Samarinda.
Kepala bandara, Maeka Rindra Hariyanto mengungkapkan bahwa jumlah penumpang anjlok hingga 26 persen.
BACA JUGA: Tekan Inflasi Pangan, Disbunak Paser Jual Murah Telur Hasil Produksi Mandiri
BACA JUGA: Ombudsman Kaltim Temukan Praktik Maladministrasi Pungutan Wisuda di Sekolah Negeri
Salah satu penyebab utama ialah harga tiket yang lebih mahal dibandingkan Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.
Kondisi ini membuat banyak masyarakat lebih memilih jalur darat atau menunda perjalanan.
"Banyak masyarakat yang akhirnya membatalkan perjalanan karena harga tiket yang tidak masuk akal. Akibatnya, sektor transportasi yang biasanya ikut terdongkrak saat Lebaran malah terkena dampak negatif," jelasnya.
Di tengah situasi ini, pemerintah daerah didesak untuk mengambil langkah konkret guna mencegah semakin terpuruknya ekonomi masyarakat.
BACA JUGA: Bonus Hari Raya Driver Gojek sudah Cair, Kategori Paling Tinggi Terima Rp1,6 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: