Kelenteng di Samarinda Siapkan 1.000 Angpao, Ini Arti dan Aturan Pemberian Angpao pada Perayaan Imlek

Kelenteng di Samarinda Siapkan 1.000 Angpao, Ini Arti dan Aturan Pemberian Angpao pada Perayaan Imlek

Ilustrasi pemberian angpao pada perayaan Imlek.-istimewa -

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM- Bagi- bagi angpao menjadi salah tradisi bagi masyarakat Tionghoa pada perayaan Imlek, termasuk kelenteng.

Salah satunyan adalah Kelenteng Thien Le Kong Samarinda yang akan bagi-bagi 1.000 angpao pada malam puncak Tahun Baru Imlek 2025.

Rohaniawan Tri Dharma Kelenteng Thien Le Kong, Supardi Gunawan menjelaskan, persiapan menuju perayaan Imlek 2025 telah mencapai 90 persen.

"Perayaan Imlek 2025 ini akan ada persembahan penampilan barongsai pada malam perayaan puncak Tahun Baru Imlek atau cap go meh pada 12 Februari 2025," katanya dikutip dari Antara, Selasa (28/1/2025).

BACA JUGA: Intip Persiapan Kelenteng Thien Le Kong Samarinda Menyambut Perayaan Imlek

BACA JUGA: Pakar Feng Shui Sebut Shio Berikut Ini ‘Ciong’ di Tahun Ular Kayu 2025

Ritual perayaan Imlek dengan tema membangun keharmonisan dan kedamaian ini, katanya, mulai dilakukan Selasa 28 Januari 2025 tengah malam nanti.

Lalu, pada tanggal 5-9 Februari 2025 akan ada bazar makanan China yang dijamin halal.

Lantas apa makna tradisi pemberian angpao yang selalu menjadi bagian penting dalam perayaan Imlek?

Angpao berasal dari kata Hokkian "ang pau," yang berarti amplop merah. Warna merah sendiri melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, dan kemakmuran dalam budaya Tionghoa.

BACA JUGA: 10 Hal Terlarang Dilakukan saat Perayaan Tahun Baru Imlek

BACA JUGA: Jeruk Santang dan Alpukat Banyak Diminati untuk Parcel Buah di Hari Raya Imlek

Dikutip dari laman RRI, Yunita, warga Tionghoa asal Pemali mengungkapkan, pemberian angpao memiliki makna sebagai simbol berbagi rezeki dan harapan baik.

Angpao biasanya diberikan oleh orang yang sudah menikah kepada anak-anak, remaja, atau mereka yang belum menikah.

“Nilainya tidak ditentukan, tapi lebih kepada niat tulus memberi," ujarnya dalam acara yang disiarkan Pro4 RRI Sungailiat, Senin (27/1/2025).

Sementara Ko Acun, warga Tionghoa asal Pangkalpinang menambahkan, bahwa pemberian angpao juga harus memperhatikan etika.

BACA JUGA: 8 Menu Wajib yang Disajikan Pada Perayaan Imlek 2025

BACA JUGA: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp12.000 Per Gram, Edisi Imlek 8 Gram Rp13 Jutaan

Uang di dalam angpao, menurut dia, sebaiknya dalam kondisi baru, “Nominalnya tidak boleh mengandung angka empat karena dianggap kurang baik dalam budaya Tionghoa. Sebaliknya, angka delapan sering dipilih karena melambangkan keberuntungan."

Selain itu, keduanya juga mengingatkan pentingnya memberi angpao dengan tangan kanan sebagai bentuk penghormatan.

Sementara penerima angpao juga harus menerimanya dengan dua tangan sebagai tanda sopan santun.

Mereka juga menekankan, bahwa tradisi pemberian angpao bukan soal jumlah uang, namun nilai kebersamaan dan doa baik yang terkandung di dalamnya.

BACA JUGA: Menteri PPPA Turun Tangan Tangani Kasus Pelecehan Balita di Balikpapan

BACA JUGA: Tak Ada Lagi Desa Tertinggal, Pemkab Berau Targetkan 2 Kampung Naik Status Tiap Tahunnya

Dirangkum dari berbagai sumber, ada aturan lain yang perlu diperhatikan pada tradisi pemberian angpao ini.

Salah satunya adalah warna kertas angpao umumnya berwarna merah, karena jika warna putih itu untuk acara duka kematian.

Lalu, sebaiknya angpao diberikan di hari pertama Imlek atau pada saat pertemuan keluarga besar. Memberi angpao terlambat bisa dianggap kurang sopan.

Dengan memahami aturan ini, diharapkan tradisi pemberian angpao dapat terus dilestarikan dengan makna yang sesuai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: